Artikel/OpiniRagam

Mengurai Persepsi Pengguna FinTech: Risiko dan Manfaat yang Membedakan Pria dan Wanita di Indonesia

Oleh : Verni Juita *)

BeritaNasional.ID — Dalam era transformasi digital, FinTech semakin memainkan peran sentral dalam kehidupan finansial kita. Sebuah penelitian terkini yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Andalas di Indonesia, yang terdiri dari Verni Juita, Vera Pujani, Rida Rahim, dan Rita Rahayu, mengungkapkan pemahaman yang mendalam mengenai perbedaan signifikan antara pria dan wanita dalam adopsi layanan FinTech. Hasil penelitian ini bukan hanya menarik, tetapi juga memiliki implikasi mendalam terhadap pengembangan masa depan dalam dunia keuangan digital.

Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan gender dalam adopsi layanan FinTech di Indonesia dengan menggunakan kerangka risiko-manfaat. Hasilnya memaparkan bahwa perilaku pengguna dalam mengadopsi layanan FinTech secara simultan dipengaruhi oleh faktor positif (manfaat yang dirasakan) dan faktor negatif (risiko yang dirasakan). Dengan mengumpulkan data dari 446 responden daring melalui teknik pengambilan sampel bola salju, penelitian ini menjadi sebuah pandangan yang sangat relevan untuk memahami preferensi dan kekhawatiran konsumen dalam ranah FinTech.

Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa manfaat yang dirasakan memiliki dampak yang lebih besar terhadap niat untuk mengadopsi layanan FinTech dibandingkan dengan risiko yang dirasakan. Ini menandakan bahwa konsumen lebih tertarik pada potensi keuntungan daripada terhambat oleh kemungkinan kerugian.

Namun, perbedaan antara pria dan wanita dalam persepsi risiko menggambarkan nuansa yang menarik. Pria cenderung lebih memperhatikan risiko hukum ketika menggunakan layanan FinTech. Ketidakpastian dalam aspek hukum secara signifikan mempengaruhi kemauan pria untuk mengadopsi layanan ini. Sementara itu, wanita menunjukkan kesadaran yang lebih tajam terhadap risiko operasional, menyoroti perhatian mereka terhadap aspek teknis dan operasional dalam adopsi teknologi.

Temuan ini sejalan dengan tren penelitian sebelumnya yang menegaskan bahwa wanita cenderung lebih memerhatikan detail teknis dalam mengadopsi teknologi, khususnya terkait dengan potensi hambatan operasional.

Melihat implikasi mendalam dari penelitian ini, tidak hanya memberikan wawasan berharga dalam adopsi FinTech di Indonesia, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan layanan FinTech yang lebih terarah dan inklusif. Penelitian ini menjadi bukti komitmen dari Universitas Andalas untuk mendukung pengetahuan dan inovasi dalam negeri.

Dalam menghadapi kompleksitas ini, industri FinTech harus memperhatikan preferensi konsumen secara lebih spesifik. Misalnya, para pelaku industri dapat mempertimbangkan pengembangan layanan yang lebih transparan terkait risiko hukum bagi pria, sementara pada saat yang sama menyediakan solusi yang menekankan stabilitas operasional untuk wanita.

Penelitian ini bukan hanya sebatas analisis, tetapi juga panggilan untuk tindakan bagi pemangku kepentingan di industri FinTech. Dengan menggali lebih dalam pemahaman tentang kecenderungan dan preferensi konsumen, kita dapat menciptakan ekosistem FinTech yang lebih inklusif, inovatif, dan relevan bagi semua pihak. (Ay/BERNAS)

*) Biodata Penulis :
Nama : Verni Juita
Profesi : Dosen FEB Universitas Andalas
E-mail : vjuita@eb.unand.ac.id

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button