Ragam

Berpenghasilan Rp 5000 , Safiara Hidupi Suami Tuna Netra Dan Anak Lumpuh

Safiara harus menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan sabuk kelapa

Berita Nasional.ID.Polman Sulbar– Ketua Persatuan Nelayan Tradiasional Indonesia (PNTI) Cabang Polewali Mandar bantu keluarga yang kurang beruntung di Desa Duampanua Kecamatan Matakali. Selasa, 29 Januari.

Putra Safiara menderita lumpuh layu dan suami buta sejak 20 tahun

Ketua PNTI Polman Taufik menyampaikan, Kondisi keluarga pasangan suami istri Abdul Rauf (49) dan Safiara (40) sangat memprihatinkan. Taufik menuturkan Keluarga kurang mampu ini sangat membutuhkan uluran tangan dan perhatian, sehingga saat mengetahui informasi keluarga Abd Rauf ia langsung mengunjungi keluarga tersebut dan memberikan bantuan berupa kasur untuk anak keempat Abd Rauf dan Safiara yakni Asrul (5) yang mengalami cacat lumpuh dan hanya bisa terbaring di dilantai beralaskan tikar.

“saya pertama kali lihat Infonya dari teman, saya lihat kondisinya sangat memprihatinkan, saya belikan kasur untuk anaknya yang lumpuh karena saya lihat tidurnya melantai dan hanya beralaskan tikar saja” ujar Ketua PNTI Polman Taufik Jember.

Selain itu kita juga berikan sembako yang Mudah-mudahan dapat meringankan beban keluarga Rauf dan istrinya ini. Ia juga berjanji akan membantu Abd Rauf untuk mendapatkan program bantuan rumah layak huni karena kondisi rumahnya juga sangat memprihatinkan. Ia berjanji akan memperjuangkan nasib warga kecil untuk mendapatkan kesejahteraan dengan maju sebagai calon anggota DPR Provinsi melalui Partai Nasdem dengan nomor urut tiga.

Sementara itu, Abd Rauf yang bertindak sebagai Kepala Keluarga hanya bisa merawat anaknya yang lumpuh yakni Asrul selama dua puluh tahun terakhir Abd Rauf tidak lagi bekerja karena kedua matanya tidak lagi dapat melihat, “dulu saya kerjanya tukang kayu tapi setelah buta cuma tinggal saja dirumah jaga anak istri yang pergi kerja cari sabuk kelapa di kebun milik warga” tuturnya.

Meski mengalami kebutaan, namun keterbatasan nya tersebut tak lantas membuat putus asa, Pekerjaan yang dikerjakan oleh istrinya dahulu yakni memasak nasi dan mengurus putra sulungnya yang cacat dan ketiga anaknya yang masih duduk dibangku sekolah. Pasangan Abd Rauf dan Safiara memiliki empat orang anak yakni Ramadani (kelas 6 SD), Alfian (kelas 6 SD yang juga menagalami cacat fisik), Aliyah Asha Putri (kelas 3 SD) dan Asrul (5) mengalami cacat lumpuh.

Untuk makan dan berpindah tempat Rauf harus menyuapi dan memindahkan anaknya karena sama sekali tidak bisa apa-apa. Sementara untuk memasak Ayah empat anak tersebut menggunakan perasaan nya.

Rauf juga mengungkapkan dulu istrinya pernah berjualan kue buroncong namun karena keterbatasan modal akhirnya gulung tikar, sehingga sekarang hanya mengandalkan penghasilan dari hasil menjual sabuk kelapa yang dijual lima ribu rupiah perikat itupun sangat jarang yang beli sabuk kelapa yang telah dikumpulkan dan di ikat oleh istrinya.

Sementara kondisi tempat tinggal Rauf bersama istri dan anaknya sangat memprihatinkan, rumah ukuran 4×6 meter tersebut jauh dari kata layak untuk dihuni padahal lokasi tempat pemukimannya hanya berjarak beberapa kilometer saja dari Kantor Bupati dan berada di pinggir jalan poros tepatnya didekat markas TNI 721 Manding.

Terkait dengan kondisi kesehatan anaknya yang lumpuh, Rauf mengaku sangat jarang dikunjungi oleh petugas kesehatan, anaknya yang lumpuh tersebut juga belum tercover dalam jaminan kesehatan seperti dengan anaknya yang lain.

“tinggal ini pi pak belum masuk kasian di BPJS gratis, untuk bantuan seperti beras kita biasa ji dapat kadang tiga liter dan empat liter kalau ada lagi pembagian beras” ujar Rauf.

Laporan : Arif

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button