Nasional

Erick Thohir Berpeluang Jadi Ketua Umum PSSI Gantikan Edy Rahmayadi

BeritaNasional.ID Jakarta – Usai Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatannya di depan Kongres Tahunan organisasi sepakbola nasional di Nusa Dua, Bali, nama Erick Thohir langsung mencuat sebagai kandidat. Perjalanan sukses Erick dalam mengelola olahraga, baik di Indonesia maupun di beberapa klub olahraga mancanegara, memunculkan opini di kalangan peserta kongres dan juga insan sepakbola. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ini banyak dinilai punya kapasitas menjadi ketua umum PSSI.

Erick sendiri, pada Oktober lalu, pernah menyatakan, dirinya lebih tertarik dengan mengelola liga sepakbola nasional. Hal itu didasari atas alasan dirinya memiliki latar belakang profesional yang lebih kuat ketimbang seorang birokrat. Namun, melihat perkembangan terkini, desakan agar mantan presiden FC Internazionale itu untuk menjadi komandan PSSI semakin besar.

Salah satu desakan muncul dari Presiden Pro Duta FC, Sihar Sitorus. Dalam perbincangan beberapa waktu lalu, Sihar menyebut Erick sebagai sosok yang tepat untuk mengelola persepakbolaan Indonesia kedepan.

“Setuju dong (dengan figur Erick Thohir). Dia punya semua yang dibutuhkan,” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI itu ketika dihubungi kami, Minggu (20/1/2019).

Keinginan yang sama juga datang dari klub Semen Padang. Menurut Manajer Semen Padang, Win Benardino, sosok Erick yang sudah malang melintang di sepakbola dunia akan membawa banyak manfaat bagi sepakbola Indonesia.

“Jika Erick memimpin PSSI, maka pembenahan liga sepakbola nasional yang menjadi kunci prestasi sepakbola di Asia akan terjadi,” lanjutnya.

Keinginan Erick untuk membenahi sepakbola, terutama liga profesional tersebut mendapat tanggapan positif dari dunia sepakbola nasional. Terlebih dengan track record pernah menjabat sebagai presiden klub Inter Milan selama lima tahun, dan terakhir, baru saja masuk dalam jajaran direksi klub sepakbola di liga 2 Inggris, Oxford United, Erick punya pengalaman lebih dari cukup.

“Melihat kapasitas Erick, terlebih dengan kesuksesan di Asian Games lalu, serta rekam jejaknya di olahraga nasional, termasuk dalam mengelola basket, saya menilai, Erick punya kemampuan mengelola sepakbola nasional. Erick harus melakukan lebih dari sekadar mengelola liga atau kompetisinya saja,” ucap mantan pemain nasional era 90-an, Widodo C Putra.

Mantan pelatih klub Bali United ini menambahkan dalam mengelola liga atau kompetisi sepakbola tak hanya unsur bisnis yang menjadi perhatian.

“Tapi yang terpenting, perangkat atau infra struktur dalam liga itu sendiri. Mulai dari wasit, pelaksana pertandingan, kualitas stadion, dll. Erick harus punya tim yang kuat agar semua perangkat liga mendukung profesionalisme kompetisi,” tambah Widodo

Hal senada juga diungkapkan mantan pemain Persija, Leo Saputra. Ia berharap, Erick tak hanya mengelola liga secara bisnis, tapi juga bisa membenahi carut marut kompetisi sepakbola nasional yang integritas dan profesionalismenya tidak kunjung membaik.

“Semua sudah tahu bagaimana kondisi liga sepakbola kita. Tak heran, kualitas timnas senior kita tidak pernah berprestasi tinggi karena buah dari kompetisi yang carut marut. Siapapun, jika ingin mengelola kompetisi liga sepakbola nasional, maka ia harus bisa memberesi hal-hal yang negatif, seperti usaha mengatur pertandingan, kualitas wasit dan perangkatnya, dan banyak hal. Dan hal itu hanya bisa dilakukan jika menjadi ketua umum PSSI,” tambah Leo yang selama enam musim membela Persija. (dki1/bn)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button