Daerah

Hormati Partai Lain, PKB Pilih Diam Sebagai Ijtihad Politik

Tak Ingin Jadi Pelacur Politik, Tetap Jaga Wibawa dan Marwah Partai

BeritaNasional.ID,
BONDOWOSO – Langkah politik PKB Bondowoso yang memilih diam terkait arah koalisi dengan partai lain menimbulkan banyak spekulasi. Padahal, PPP yang merupakan partai pemenang dalam Pilkada 2018 kemarin sudah memberikan lampu hijau bahwa PPP tidak menutup diri berkoalisi dengan partai manapun untuk menjalin komunikasi politik.

Ketua DPC PKB Bondowoso, H. Ahmad Dhafir, S.Ap ketika dikonfirmasi media ini menjelaskan bahwa pihaknya memang masih memilih diam terkait peta koalisi. Langkah itu dia ambil karena pihaknya menghormati pimpinan partai lain, yang sama sama memiliki tanggungjawab yang sama dan memiliki hak untuk berpikir dan bermusyawarah demi tercapainya cita-cita partai untuk kesejahteraan rakyat di masa yang akan datang.

“Membuka ruang koalisi di depan publik itu merusak etika politik. Apalagi, komunikasi politik masih belum dilakukan,” ujar Dhafir.

Menurut dia, etika politik seharusnya dibangun dan berangkat dari cita-cita dan niatan yang sama sehingga nantinya menghasilkan kesepakatan yang baik.

“Bagaimana mungkin kita bicara koalisi sementara kita tidak pernah membuka komunikasi politik. Jika hal itu terjadi maka sesungguhnya etika politik itu sudah tidak ada, dan tidak menghormati partai lain,” katanya.

PKB, kata Dhafir tidak ingin menjadi “pelacur” politik. Apalagi PKB sebagai partai yang dilahirkan oleh NU harus benar benar bisa menjaga wibawa dan marwah partai.

“Bisa saja kan, PKB mengumumkan di depan publik sebagai bentuk ajakan berkoalisi, tetapi kami tidak akan melakukan itu. Kita tidak akan jumawa kendati memperoleh 14 kursi. Namun hal itu tak berarti PKB harus memandang remeh partai lain sebab perjuangan setiap partai utamanya yang memperoleh kursi di DPRD merupakan sebuah perjuangan yang cukup besar dan harus dihormati berapapun perolehan suara yang didapatkan,” tukasnya.

Sementara, Ketua DPD Jaka Jatim, Jamharir ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa menjaga marwah partai sebagaimana dikemukakan oleh Ketua DPC PKB Bondowoso H. Ahmad Dhafir terkandung pesan yang cukup penting.

“Pak Dhafir itu cukup piawai dalam memainkan perannya. Menjaga marwah partai artinya bisa saja bahwa PKB itu tidak akan pernah berkoalisi dengan PPP ataupun PDIP. Sebab jika hal itu dilakukan maka pasti akan menyakiti para pendukung PKB. Koalisi antara PPP dan PKB maupun PDIP itu bisa terjadi apalabila orang tua PKB dan PPP itu menjadi bagian tak terpisahkan dari ‘negosiasi’ koalisi. Bahkan
PKB juga bisa berjalan dengan tanpa harus berkoalisi dengan partai manapun,”ujarnya.

Jamharir juga menjelaskan bahwa diamnya PKB terkait koalisi dengan partai lain bisa juga disebabkan karena masih menunggu penetapan dari KPUD Bondowoso pada 25 Mei 2019 mendatang. Sebab saat itu, akan jelas siapa yang akan duduk di DPRD dan berapa perolehan suara partai termasuk juga siapa partai pemenang.

“Saya kira banyak elit partai yang sudah menjalin komunikasi politik dengan PKB, namun itu tak diungkapkan di publik. Dhafir itu politisi lama dan sangat cool dalam setiap langkah politiknya. Apa yang dia katakan sudah dia pikirkan dampak positif dan negatifnya di masa depan,” ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris DPC PPP Bondowoso, Saiful Bahri alias Gus Sef mengaku bahwa PPP sebagai partai pemenang dalam Pilkada mengaku siap membuka pintu koalisi dengan partai manapun. Sebab menurutnya, koalisi dengan partai manapun merupakan sebuah keniscayaan politik. Namun demikian PPP masih akan meminta pendapat dari Bupati Salwa dalam waktu dekat. Apapun pendapat tersebut, maka hal itu akan menjadi landasan PPP untuk bersikap dalam menentukan arah koalisi. (Muhlis)

Caption foto : Ketua DPC PKB, H, Ahmad Dhafir, S.Ap

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button