DaerahRagam

PT BSI dan Dispertan Banyuwangi Support Destinasi Agro Wisata Buah Naga Di Pesanggaran

Target Perekonomian Masyarakat Bisa Terangkat

BeritaNasional.ID,
BANYUWANGI – Selain kaya dengan destinasi wisatanya, ternyata Banyuwangi benar-benar layak menyandang gelar ‘Rodjo Nogo (raja naga, buah). Ini dibuktikan dengan di launchingnya lagi destinasi wisata baru yakni Agro Wisata Buah Naga, Sabtu (29/12/18).

Launching Agro Wisata Buah Naga yang bertempat di Dusun Ringinsari Desa/Kecamatan Pesanggaran dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Banyuwangi, Ir. H Arief Setyawan MM, mewakili Wakil Bupati Banyuwangi, Yuduf Widyatmoko S.Sos karena berhalangan hadir. Obyek wisata ini dikembangkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ringin Banyuwangi. Pembukaan obyek wisata ini sendiri digelar bersamaan dengan Festival Buah Naga.

Menurut Ketua Pelaksana Festival Buah Naga Dusun Ringinsari, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Yudhi Anggara, langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan potensi desanya yang memiliki agro wisata plus sebagai sentra buah naga.

“Harapannya, nanti kegiatan kami ini bisa menjadi agenda tahunan. Semoga dengan cara ini perekonomian Desa Pesanggaran bisa terangkat,” lontarnya.

Di lokasi Agro ini, wisatawan dapat memetik langsung buah naga dari pohonnya. Bahkan yang membuat takjub, pengunjung dapat membeli olahan serba buah naga hasil inovasi warga setempat.

Sementara Manager Corporate Social Responshibility (CSR) PT BSI, Tri Sakti Kurniawan, menyampaikan jika di Balikpapan, Kalimantan Timur, buah naganya biasa-biasa saja. Tetapi di Banyuwangi justru luar biasa.

“Ada yang dibuat nasi goreng dan mie goreng oleh ibu-ibu. PT BSI membantu mengurus ijin dan menggelar pelatihan,” lontarnya.

Dia berharap buah naga dan produk olahannya bisa mendunia seiring dibukanya rute penerbangan Banyuwangi-Kuala Lumpur. Mengingat lokasi agro satu arah menuju Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.

“Jadi tidak hanya pasar nasional, namun bisa saja nanti berkembang sampai internasional,” harapnya.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Drs Arief Setyawan MM mengatakan, inisiatif menjadi petani muda harus diapresiasi. Karena Dispertan telah berkolaborasi dengan ASC untuk bertani menggunakan teknologi informasi.

“Ini untuk mengangkat potensi daerah agar produk – produk lokal dikenal secara luas,” jelasnya.

Pada 2019, lanjut Arief, ada 99 festival yang digelar Pemkab Banyuwangi. Dan Festival Buah Naga di Desa Pesanggaran dia harap bisa dikemas lebih menarik agar bisa masuk dalam Banyuwangi Festival.

“Konsep acaranya bisa digelar di tengah kebun naga. Karena ini yang perdana, digelar seperti ini sudah luar biasa. Setidaknya, konsep itu sudah digagas enam bulan sebelumnya. Lalu acaranya tanpa tenda sehingga pengunjung bisa langsung menuju lokasi kebun naga,” pujinya.

Kata Arief lagi, di Banyuwangi saat ini terdapat 16 ribu hektar kebun jeruk dan buah naga. Ini yang terluas di Pulau Jawa. Maka petani harus kolaborasi dengan membuka pasar di luar kota termasuk ekspor. (red)

Caption : Foto & Video. Kepala Disperta Banyuwangi Arief Setyawan didampingi Manager Corporate Social Responshibility (CSR) PT BSI Tri Sakti Kurniawan bersama Forpimka Pesanggaran memanen perdana buah naga di Pesanggaran

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button