Sulawesi

Reses di Tujuh Titik Lokasi, Kadir Halid Temukan Tiga Problem Mendasar di Masyarakat

Beritanasional.Id-Makassar – Anggota DPRD Sulsel, Drs.H.A.Kadir Halid, menutup Masa Reses Sidang I di Kelurahan Mallimongan Kec.Ujung Tanah, Kamis (31/1). Selama masa Reses, Kadir Halid sedikitnya mengunjungi Tujuh titik kelurahan di Kec. Makassar, Ujungpandang, Tamalate dan Ujung Tanah. Seperti biasa, Kadir Halid menyerap aspirasi warga dalam Forum Reses bertajuk” Masyarakat Bertanya, Kadir Halid Menjawab.

Tenaga Ahli Komisi E DPRD Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma, menilai kalau kunjungan konstituen Kadir Halid di medio Januari 2019 adalah sekaligus bentuk pertanggungjawab publik Kadir Halid kepada warga yang diwakilinya di DPRD Sulsel.

Menurut Tokoh Literasi Sulsel ini, sedikitnya ada tiga poin besar yang disampaikan warga dan Kadir Halid memecahnya. Pertama, masalah Pendidikan. Ada beberapa sekolah yang meminta beberapa sumbangan dari siswa/siswi untuk upah para guru honorer, Kadir Halid menjawab bahwa “sumbangan untuk guru2 honorer itu tidak perlu karena semua guru honorer sudah mempunyai SK Gajinya dari APBD Provinsi Sulsel. Dan, sumbangan setiap anak siswa/siswi tidak boleh dipaksakan karena tidak semua siswa mampu, kecuali ada siswa mau menyumbang itu boleh” kemudian “Kadir Halid akan meninjau langsung bagi sekolah yang menyuruh siswa siswinya untuk menyumbang untuk upah honorer agar diberhentikan”. Kadir Halid menambahkan tentang masalah sekolah bahwa tahun ini tidak ada lagi namanya sekolah negeri terbaik karena sistim zonasi yaitu sistem jarak rumah kesekolah.

Kedua, masalah BPJS dan lambatnya pelayanan RS beberapa di kota makassar, menjawab mengurai dengan jawaban lugas” Saya akan menegur langsung Direktur kepala RSUD tentang lambatnya pelayanan pasien dengan melakukan pertemuan dengan para Direktur RSUD dengab pihak kepala BPJS” Kadir Halid menambahkan lagi “akan menyampaikan kepada Gubernur Sulsel untuk mengembalikan pelayanan berobat di pusat pelayanan kesehatan dimana saja dengan memakai KTP dan KK mereka bisa berobat”.

Ketiga, yang menarik perhatian yaitu seorang ibu yang mempunyai sebuah anak yang merasa dikucilkan karena tidak normal/penyandang disabilitas yang ingin sekolah di sekolah negeri tapi tidak adanya guru untuk penyandang disabilitas, Kadir Halid menjawab “Semua sekolah umum SMA belum ada kelas atau guru khusus untuk penyandang disabilitas, tetapi saya akan bicara ke Diknas tentang masalah ini tapi untuk saat ini sekolah khusus penyandang disabilitas sudah ada beberapa di Makassar. *)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button