AdvedtorialSulawesi

Ruskati Ali Baal Apresiasi Perayaan Maulid di Salabose Majene

MAJENE – Pemkab Majene menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1440 Hijriyah yang dirangkaikan ritual pencucian benda pusaka kerajaan Banggae di Lingkungan Salabose Kelurahan Pangali Ali, Kecamatan Banggae. Selasa, 20 November 2018.

Mewakili Gubernur Ali Baal Masdar, Sekertaris Provinsi Sulbar, Muh Idris mengatakan, peringatan maulid di Salabose selalu menjadi history dari seluruh perayaan maulid di Majene, ia berharap masyarakat mengambil hikmah dari peringatan maulid ini, dengan mengubah cara pandang, berpikir dan cara kerja ke arah yang lebih baik.

“Kita mesti memaknai maulid nabi ini dengan spirit dan akhlak melalui cara pandang kita yang lebih baik.” Jelas Gubernur Sulbar yang disampaikan oleh Gubernur Ali Baal Masdar, Sekertaris Provinsi Sulbar, Muh Idris.

Menurut Idris, saat ini adalah zaman modern bahkan sebuah handhone seluler sudah dapat menggantikan ATM, komputer dan menjadi jam tangan, sebab itu, masyarakat mesti mempersiapkan diri menghadapi perubahan zaman.

“Sebentar lagi kita mengikuti kontestasi politik jangan sampai warna partai mengurangi ukhuwah islamiyah kita, Gubernur berpesan ke saya untuk menyampaikan apresiasinya atas komitmen warga Majene mempertahankan tradisi leluhur dan maulid nabi di Majene.” Terang Sekertaris Provinsi Sulbar, Muh Idris.

Bupati Majene, DR, H. Fahmi Massiara dalam sambutannya menyampaikan suasana maulid di Majene pelaksanaanya bisa sampai 3 bulan karena semua elemen masyarakat sibuk mempersiapkan maulid, meski demikian, hari pertama maulid harus berlangsung di Salabose sebab ini adalah kebiasaan yang sudah berlangsung secara turun temurun.

“Penduduk Majene 98 persen adalah suku Mandar dan mayoritas beragama muslim kami pemerintah daerah selalu berkolaborasi dalam pelaksanaan maulid di Salabose.” Ungkap Bupati Majene, DR, H. Fahmi Massiara.

Dia melihat perkembangan dinamika perayaan maulid di Salabose kerap menjadi ikon wisata religi, sebab itu, kata Fahmi, venuenya sudah layak di renovasi karena tempat ini terkesan sesak dan sempit.

“Kalau kita mau menjadikan perayaan maulid di Salabose masuk kalender pariwisata nasional maka tempatnya perlu diperluas.” Ungkap Fahmi Massiara.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi VIII asal Sulbar,  Ruskati Ali Baal mengatakan, masjid Syech Abdul Mannan di Salabose merupakan masjid tertua dan pertama di tanah Mandar, sebab itu,  Ruskati meminta perayaan maulid kali ini umat muslim senantiasa mempedomani setiap perilaku rasulullah SAW sebagai Rahmatan Lil’alamin.

“Jadikanlah alquran dan hadits sebagai pedoman hidup kita, dan semoga keaslian bangunan masjid, kebudayaan serta ritual pencucian benda pusaka warisan leluhur tetap terjaga keasliannya.” Kata Anggota DPR RI Komisi VIII asal Sulbar,  Ruskati Ali Baal.

Sejumlah benda pusaka kerajaan dikeluarkan secara ritual saat perayaan maulid di Salabose diantaranya bendera kerajaan Banggae dan keris pusaka tomakaka Tiporalle, konon kabarnya menurut cerita rakyat asal mula seluruh masyarakat Tiporalle Lingkungan Salabose masuk islam lantaran penyebar agama islam pertama di tanah mandar Syech Abdul Mannan berhasil memenuhi tantangan Tomakaka Tiporalle mencabut keris pusaka kerajaan dari sarungnya.

Turut hadir dalam perayaan maulid di Salabose diantaranya, yakni Bupati Majene Fahmi Massiara,  Anggota DPR RI Andi Ruskati, Sekprov Sulbar Muh Idris, Kapolres Majene AKBP Asri Effendi, Dandim 1401 Majene dan Ketua DPRD Majene.

Laporan  :  Sukriwandi

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button