DaerahJawa Timur

TKW Siti Fatimah Alias Ny. Liana Terlantar Di Kolong Jembatan Di Malaysia

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Beginilah nasib TKI jika bekerja ke luar negeri tanpa keterampilan. Ahirnya hidup menderita karena diusir majikan dan terpaksa hidup di kolong jembatan. Itulah jawaban Uya Kuya, yang menolong Ny. Liana Warga Pedukuhan Beddian Desa/Kecamatan Jambesari Darussholah dan TKI lain yang terlantar di Malaysia, menjawab pertanyaan wartawan.

“Ny. Liana diusir karena tidak mampu membayar sewa kamar, tidak bisa kerja lagi, matanya yang sebelah kanan tidak bisa melihat, yang kiri juga tidak normal. Matanya menjadi buta, disebabkan ketika mencuci pakai cairan kimia terperciik ke matanya,” kata Uya rabu 19/3.

Ahirnya, kata Uya, dia diusir oleh majikannya. Setelah diusir, tidak tahu mau kemana. Hidup di tengah jalan, tidur dibawah jembatan. Kemudian, ada orang Malaysia yang menyelamatkan dibawa ke shelter, lalu ketemu saya.

Ditambahkan, saya memang ada kegiatan sosial, pemulangan TKI. Kasus seperti Ny. Liana sangat banyak. Misalnya, Jamil bin Wahab dari NTB,  Napi sumur hidup. Dia dipenjara sejak umur 20 tahun, sekarang sudah berumur 63.

Jamil dibebaskan karena dapat penganpunan dari Raja Malaysia. Kemudian, suami isteri dari Situbondo. Isterinya sakit dan mengalami depresi. Suaminya menyusul untuk menjemputnya.

“Karena suamini masuk Malaysia ilegal, tidak bisa pulang. Sementara istrinya bisa dipulangkan, suaminya tidak bisa. Jadi gantian.  Karena dibantu KBRI, ahirnya bisa pulang semua.

Di selter, lanjutnya, para TKI dilindungi oleh KBRI. Kalau diluar shelter, ada TKI yang disiksa oleh majikan. Ada yang bekerja puluhan tahun tidak digaji. Ada yang loncat dari lantai 3 untuk kabur.

Ditambahkan, Bahkan ada yang hamil disuruh digugurkan kandunganya. Rata-rata kasus seperrti ini TKI ilegal. Berangkat lewat melalui calo. Sebetulnya pelakunya bisa di jerat dengan pasal perdagagan manusia, karena melanggar Tindak Pidana Perdagamgan Orang (TPPO).

Apa yang dilakukan Uya hanya ingin mengedukasi masyarakat, jangan mudah bekerja ke luar negeri dengan iming-iming gaji mahal, caraya mudah. Itu pekerjaan calo. Sampai di Malaysia, tara-rata diperjualbelikan.

“Dapat majikan yang tidak mau menggaji, karena tidak ada surat kontrak, dibuang di pinggir jalan, ada yang disiksa. Kalau mau kerja ke Luar Negeri harus mempunyai skill, keahlian, dan harus melalui PT/agen yang terdaftar di pemerintah,” sarannya.

Bupati Bondowoso, Drs. KH. Salwa Arifin menyampaikan terimaksih pada Uya Kuya yang telah menolong warganya yang terlantar di Malaysia. Bahkan mengantarkanya hingga Bondowoso. (Zainul Muhaimin)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button