Daerah

PKB Ingin Sukses Dalam Pilbup Bondowoso Dengan Menggunakan Jaringan Kultur Dan Struktur

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Walaupun sudah memasuki era modernisasi, tapi di Bondowoso masih belum sepenuhnya sistem itu berlaku. Utamanya dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) dan Wakil Bupati (Pilwabup) yang dihelat setiap 5 tahun sekali.

Kekuatan kultural bisa mengalahkan kekuatan struktural. Jadi jangan diremehkan kekuatan para Kiai, Pondok Pesantren (Ponpes), santri dan para alumni. Fakta yang tidak bisa hilang dari ingatan kita Pilbup 2018.

Saat itu Pasangan SABAR (Salwa-Bachtiar) didukung kultural, sementara lawan beratnya DADA (Dhafir-Dayat) didukung oleh kekuan Partai Politi (Parpol) secara kuktural. DADA tumbang melawan SABAR.

Secara struktural, harusnya SABAR saat itu kalah, karena hanya didukung oleh 2 Parpol, PPP dan PDIP. Sedangkan DADA didukung oleh 7 Parpol yang kalau dihitung jumlah kursinya di DPRD mencapai 32.

Selisih kedua pasangan ini kecil, hanya 17.675 suara. SABAR berhasil meraup suara 228.281 suara, sedangkan lawannya, DADA memperoleh 210.606 suara. Artinya kekuatan kultural mengalahkan struktural.

Dalam Pilbup tahun 2024 ini, PKB mempunyai suara yang cukup siginifikan di DPRD, 16 kursi, tambah 2 dari Pemilu sebelumnya. Perolehan suara ini sudah memeuhi syarat untuk mengusung Bacabup dan Bacawabup tanpa harus berkolaisi dengan Parpol lain.

Pilihan PKB memilih KH. Abd. Hamid Wahid Zaini sebagai Bacabup sudah tepat. Ra Hamid, sapaannya, merupakan representasi dari dukungan kultural yang direstui KH. Zuhri Zaini Mun’im, KHR. Akhmad Aza’im Imbrohimi, KHR. Khalil As’ad Syamsul Arifin, KH. Zainuri Sufyan, dan yang lainnya.

Ketua DPC PKB Kabupaten Bondowoso, H. Ahmad Dhafir, SH mengatakan, kekuatan kultur masyarakat Bondowoso disamping dipengaruhi oleh para ulama Bumi Ki Ronggo, juga para pengasuh Pondok Pesantren di kabupaten tetangga, seperti Situbondo dan Probolinggo.

“Ini bagian strategi. Disamping kami harus memperhatikan nasehat para ulama di Bondowoso, juga dengan Sumber Bunga, Sukorejo, Walisongo, Nurul Jadid dan sekitarnya. Jika mereka kompak, kekuatan kultur tentu tidak diragukan,” ujarnya.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button