BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Untuk mencegah terjadinya stunting, pemerintah secara massif, mulai dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Desa menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Dalam RKP tersebut diprioritaskan penggunaan Dana Desa (DD) untuk pencegahan dan penanganan stunting. Rembug Stunting Kabupaten Bondowoso Tahun 2024 megambil tema ‘Cegah Stunting Menuju Generasi Emas’ di Pendopo Bupati Bondowoso Jl. Letnan Karsono Bondowoso, Kamis (14/3).
Pj Sekda Hj. Haeriyah Yuliati, S.Sos, MM mengatakan, rembuk stunting ini dimaksudkan untuk mewujudkan komitmen bersama dalam melakukan percepatan dan penanganan stunting. Agar bisa mencegah munculnya lebih banyak kasus stunting di Kabupaten Bondowoso.
“Pada tahun 2024 ini, target Pemerintah Pusat terhadap stunting 14%. Untuk mencapai target tersebut membutuhkan kerja lintas sektoral secara masih hingga tingkat Pemerintah Desa,” kata Her, sapaannya.
Ditambahkan, Pemkab mengapresiasi terhadap Tim Percepatan Penanganan Stunting (TP2S) yang mewujudkan komitmennya dalam melakukan percepatan penanganan stunting dan upaya mencegah munculnya permasalah stunting di Bondowoso.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Jatim mencapai 19,2%. Di Bondowoso 32%, menurun 5% dibanding tahun 2021. Angka ini cukup tinggi dibanding dengan Jatim.
“Kami mengapresiasi capaian yang diperoleh oleh TP2S, mulai dari tingkat desa, kecamatan, dan kanupaten. Kita bersama masih menunggu hasil survei kesehatan tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan,” jelasnya.
Harapan kita, lanjutnya, di tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Bondowoso turun menjadi 22%. Informasi dari Plt Dinas kesehatan, prevalensi stunting di Bondowoso pada tahun 2023 mencapai 7,5%.
Ditambahkan, jangan sampai ada kasus stunting baru di Bondowoso. Sesuai dengan cita-cita kita bersama zero new stunting. Oleh karena itu konvergensi, intervensi terhadap sasaran prioritas dapat berjalan secara efektif. (Syamsul Arifin/Advertorial/Bernas)
