Hindari Perselisihan, Bupati Bondowoso Larang Pendirian Tugu Perguruan Silat
BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Memasuki wilayah Kabupaten Bondowoso, tidak akan menemukan tugu yang melambangkan perguruan pencak silat tertentu di sepanjang jalan atau tempat umum.
Maklum, di daerah ini walapupun memang banyak perguruan pencak silat, ada 16 Perguruan Silat, tidak satupun yang mendirikan tugu silat. Mereka sepakat tidak membangun tugu yang menunjukkan eksistensi kelompoknya.
Kalau di Kabupaten sebelah, ratusan tugu terlihat berjejer di sepanjang jalan menuju padepokannya, namun di kota dengan sebutan Kota Tape ini, satupun tidak akan ditemukan bangunan tugu perguruan silat di tempat umum.
Bupati Bondowoso melalui Plt Kepala Badan Kesatuan, Kebangsaan, dan Politik (Bakesbangpol), Ghozal Rawan tegas menolak atau melarang jika ada usulan pendirian tugu perguruan pencak silat di tempat umum atau tanah milik pemerintah.
Ini merespon aspirasi mayoritas warga Bondowoso yang menolak pendirian tugu perguruan silat dari aliran manapun. Mengingat, di Kabupaten lain, sering terjadi perselisihan antar perguruan silat, gara-gara tugu.
Ghozal, sapaannya, berani melarang pendirian tugu perguruan silat berpedoman pada imbauan Pemprov Jatim melalui Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan oleh Bakesbangpol Jawa Timur bernomor 300/5984/209.5/2023 yang diterbitkan pada 26 Juni 2023.
Adapun, lanjutnya, himbauan pembongkaran tugu perguruan pencak silat tersebut berdasarkan persetujuan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) pengamanan peringatan Satu Suro (Suroan) dan Suran Agung di Mapolda Jawa Timur.
Ditambahkan, dalam kesepakatan itu jelas, tidak boleh ada penambahan atau pembangunan tugu baru di Fasilitas Umum (Fasum) atau tanah milik pemerintah. Tugu boleh dibangun hanya di lahan pribadi.
Adapun seandainya ada tugu yang sudah terlanjur berdiri atau sudah ada sebelum kesepakatan dibuat, tetap tidak boleh dilestarikan dan dirawat. Ini karena, keberadaan tugu itu akan memicu perselisihan antar perguruan. (Advertorial/BeritaNasional.ID)
