HeadlineNasionalPemerintahan

Mendagri Dorong Pemerataan Pembangunan Desa dan Kota

BeritaNasional.ID, Jakarta — Buka Kongres Desa Indonesia 2024, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut dirinya sangat mendorong pemerataan program pembangunan desa dan kota dapat berjalan secara serentak. Sebagaimana dilansir dari laman Kemendagri, Jakarta, Jum’at (22/03/2024).

“Kita harus mendorong semua potensi kekuatan yang ada untuk ekonomi, di antaranya adalah membangun secara merata kota dan desa, urban dan rural, harus serentak. Nah, jangan sampai terjadi seperti di beberapa negara, katakanlah saya sudah sering mengatakan, Jepang contoh yang paling bagus untuk kita pelajari,” sebutnya.

Ia menjelaskan seperti halnya negara Jepang yang merupakan negara maju, saat ini mengalami resesi ekonomi karena pembangunan berfokus pada perkotaan. Berdasarkan data yang dikantonginya, sebanyak 91,9% populasi Jepang tinggal di kota. Mereka terkonsentrasi bermukim di wilayah metropolitan, seperti Tokyo, Kyoto, dan Osaka.

“Seperti negara Jepang contohnya, negara maju yang saat ini resesi ekonomi, karena terlalu fokus pada pembangunan kota. Hanya kurang dari 10% masyarakat Jepang tinggal di desa, urbanisasi meningkat, yang terjadi di perkotaan iklim kompetitif terjebak. Akibatnya mereka harus mengeluarkan biaya hidup mahal, mereka harus survive untuk mencari tempat tinggal,” jelasnya.

Tidak hanya Jepang, Tito menyebut Singapura juga menghadapi permasalahan yang sama. Terjebak pada iklim perkotaan yang membuat rakyatnya fokus pada pendidikan dan pekerjaan, hingga melupakan pernikahan. Persoalan yang sama juga dialami oleh negara Korea Selatan, masyarakatnya terkonsentrasi di Kota Seoul dan Busan.

“Oleh karena itulah, pemerataan pembangunan di desa menjadi penting. Presiden Indonesia, Bapak Jokowi dari tahun 2014 dalam visi misinya membangun dari pinggiran. Pinggiran ini ada dua, dari desa dan dari perbatasan, agar ada kesetaraan dan adanya sentra kekuatan baru mengimbangi kota,” ujarnya.

Mendagri kemudian menambahkan, berdasarkan data sebanyak 57% masyarakat Indonesia tinggal di kota dan 43% tinggal di desa. Kondisi ini mengharuskan penguatan desa perlu dilakukan.

Penguatan itu dilakukan melalui regulasi, pemberian anggaran, selain itu juga dengan mengakui desa bukan hanya sekadar komunitas masyarakat belaka, tetapi bagian dari pemerintahan.

“Kemudian yang lain adalah rekan-rekan juga tetapi perlu tolong juga uang yang ada itu betul-betul dipertanggungjawabkan karena uangnya tidak kecil. Silakan suarakan nanti, kami akan bicarakan, cari solusi. Kita prinsip utama dari pemerintah ingin agar desa maju, termasuk perangkatnya juga sejahtera,” pungkasnya. (Ay/Bernas)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button