DaerahSumatera

PPKM Sulap Petani Kopi di Pekon Siliwangi Jadi Pembudidaya Tanaman Tomat

 

BeritaNusantara.ID, Pringsewu – Dampak ekonomi dimasa pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan.

Jauh dari itu, pasca diberlakukannya Pemberlakuan Pembantasan Kegiatan Masyarakat atau yang biasa dinamakan PPKM, telah menyisakan kesulitan ditengah masyarakat.

Realitanya, kondisi PPKM tersebut juga berdampak pada banyak orang, khususnya kepada para pelaku ekonomi kecil dan para pekerja informal yang sehari-hari mengais rezeki dari lalu lalang. Termasuk dirasakan juga oleh para masyarakat petani di pedesaan terpencil.

Sebelumnya, PPKM Darurat telah berlangsung selama dua pekan pada 3 hingga 20 Juli 2021. Kebijakan ini diambil setelah pandemi makin tak terkendali dan kasusnya naik puluhan ribu dalam sehari.

Adapun PPKM Darurat terbagi pada beberapa Level, hal tersebut terbilang telah memukul keras kinerja dunia usaha yang ada. Relatif berat akan dirasakan diberbagai sektor termasuk dibeberapa masyarakat tertentu.

Pekon Siliwangi, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu misalnya.

Dipekon tersebut masyarakat yang awalnya seorang yang berprofesi sebagai petani perkebunan kopi dan kakao tiba-tiba mendadak beralih bercocok tanam polowijo dengan berbudidaya tanaman tomat.

Mencoba bertanam tomat tidak perlu mencobanya dilahan yang terlalu luas. Bertanam tomat bisa dilakukan juga di lahan terbatas, seperti pekarangan, balkon misalnya.

Alasannya, dengan budidaya tanam tomat diakui sangat mudah, dalam kurun beberapa bulan sudah terlihat dengan jelas hasil yang akan diperoleh.

Seperti ditekuni oleh dua warga pembudidaya tanaman tomat warga pekon Siliwangi bernama Kaceng dan Munawati, Senin (6/9/21).

Hal itu juga dibenarkan kepala Pekon Siliwangi Maryono. Kesulitan ekonomi dimasa PPKM membuat sejumlah masyarakatnya beralih menanam tomat.

Pasalnya, tanaman tomat tidak seperti tanaman kopi atau kakao yang setiap panen harus menunggu musiman.

“Dengan luas lahan kurang lebih 1/2 Ha tanamanya, mudah-mudahan ketemu harga agar petaninya makmur. Jika melihat buah tomatnya cukup memuaskan (lebat), semoga bisa ketemu harga yang sesuai,” harap Maryono. (DS)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button