Strategi Kepemimpinan Sukses Kaizen Dalam Industri Perkebunan
Oleh : Muhammad Parikesit Wisnubroto *)
BeritaNasional.ID — Strategi Kaizen dalam konsep manajemen adalah perbaikan terus menerus. Kemajuan yang diraih adalah suatu perubahan dan perbaikan tanpa henti akan produk dan layanan. Organisasi sebagai penggerak kemajuan perusahaan harus mempunyai pimpinan yang tangguh dan kepemimpinan merupakan faktor utama yang membuat kemajuan sebuah perusahaan. Adapun prinsip dari Kaizen antara lain (Barnes, 1998):
- Berfokus pada pelanggan, menyangkut tentang kepuasan pelanggan merupakan yang utama;
- Peningkatan terus menerus yang akan menghasilkan inovasi baru;
- Mengakui masalah secara terbuka akan menjadi kekuatan untuk selalu belajar;
- Mempromosikan keterbukaan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk saling dibagi dan hubungan komunikasi merupakan sumber efisiensi;
- Menciptakan tim kerja yang merupakan bahan bangunan dasar yang membentuk struktur organisasi dan memiliki sifat saling membantu dalam meraih tujuan dan keuntungan perusahaan;
- Memelihara hubungan yang baik antar individu dalam organisasi, hubungan yang harmonis dan baik untuk memelihara kepuasan karyawan, sehingga karyawan memiliki loyalitas dan komitmen;
- Mengembangkan disiplin pribadi, yang menuntut pengorbanan pribadi untuk menciptakan suasana harmonis dengan rekan kerja, sehingga kepentingan perusahaan di atas diri sendiri dan keluarga;
- Memberikan informasi kepada karyawan, sehingga tantangan perusahaan menjadi tantangan pribadi serta menciptakan kultur berdasarkan pengetahuan;
- Memberikan wewenang kepada karyawan melalui pelatihan, dorongan semangat, tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan penghargaan. Hal ini dapat memberikan kekuatan yang dahsyat dalam organisasi untuk kemajuan perusahaan.
Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act)
Merupakan siklus peningkatan tanpa henti yang menuntut agar setiap tim membuat rencana, mengerjakan, memeriksa, dan menindaklanjuti. Setiap tahap dari tindakan dikonsolidasikan, distandarisasi, dibangun menjadi proses masa kini yang secara terus-menerus menaikkan standar pada tahap berikutnya.
Peranan pemimpin masa depan
Beberapa hal yang harus dilakukan pemimpin dalam organisasi untuk mendapatkan kinerja yang optimal dan berkesinambungan antara lain komunikasi, mengadakan pelatihan, memberikan motivasi, melaksanakan pemberdayaan, dan memberikan penghargaan. Adapun cara berpikir pemimpin masa depan adalah berpikir terbuka, mampu menciptakan konsep, bersedia dan mampu mempelajari perilaku baru , berorientasi pada tim, fleksibel dan pandai beradaptasi, mendisiplinkan dan memotivasi diri sendiri, komunikator, setia terhadap tim dan perusahaan, responsif terhadap sesama pemimpin, serta pandai memahami persepsi orang lain. Peranan pemimpin masa depan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Mewujudkan keseimbangan tim dan menjadi penghubung untuk menciptakan prestasi kerja tim yang tinggi. Dalam menyikapi gejolak pasar dan menjaga keseimbangan tim diperlukan pengertian yang sangat mendalam tentang dinamika manusia dan kemampuan yang telah diasah tajam untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi kerja individu, mampu memikul tanggung jawab, memelihara konsistensi dan disiplin tim.
- Berperan dalam membuat struktur dan restrukturisasi bisnis, menyetujui atau menolak permohonan untuk model investasi, monitoring kinerja dari sub unit, mendapatkan atau melepaskan bisnis, mengarahkan globalisasi di bidang pemasaran, iklan, relasi publik, desain produk, dan distribusi. Membentuk aliansi strategis dan hubungan kerjasama, meningkatkan dan menyempurnakan sumber keuangan, mengembangkan visi korporasi dan menciptakan keselarasan serta integrasi korporasi secara total.
Siapa yang menjadi pemimpin masa depan?
Pemimpin masa kini dan ke depan harus memiliki kapasitas dan kebutuhan yang semakin meningkat untuk memastikan bahwa perusahaan mempunyai makna. Perilaku para pemimpin bisa memberikan pengaruh luar biasa untuk peningkatan kinerja secara total. Semua pemimpin masa depan untuk menjadi efektif harus memiliki hal-hal antara lain 1) mahir dalam memanfaatkan kesempatan strategis, 2) memiliki kesadaran global, dan 3) mampu menjalankan manajemen organisasi yang sangat terdesentralisasi. Menurut J. A. Conger, pemimpin masa depan memerlukan bidang kompetensi, yaitu bidang yang beroperasi di wilayah pasar dan bidang yang berhubungan dengan manajemen tenaga kerja. Untuk wilayah pasar meliputi kepemimpinan strategis dan kepemimpinan global, sedangkan wilayah tenaga kerja meliputi kepemimpinan antar manusia dan kepemimpinan komunitas.
Sebagai gambaran, pemimpin masa depan adalah manusia yang mengembangkan kemampuan untuk:
- Memecahkan masalah dan dapat diimplementasikan di tempat lain;
- Melatih, membina, dan menangani pekerjaan dengan berinteraksi dengan tim;
- Memelihara tim dengan menyeimbangkan peran tim, tanggung jawab, dan perbedaan;
- Memberikan kebebasan dan dorongan tim untuk berinovasi;
- Mengkoordinasikan kerjasama fungsional silang;
- Memberikan penghargaan secara formal dan nonformal;
- Menganalisa pesaing dan menyiapkan strategi yang tepat;
- Menghargai nilai manusia di samping target keuangan dan prestasi kerja;
- Memiliki akses informasi;
- Menciptakan usaha yang terus-menerus untuk meraih tujuan yang berupa peningkatan produk dan pelayanan secara konsisten yang berkesinambungan;
- Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meraih potensi tertinggi;
- Memberdayakan dan memberikan dorongan terhadap kreativitas dan pemikiran yang dinamis;
- Menciptakan budaya berbasis ilmu pengetahuan dan saling percaya.
Model kepemimpinan masa depan menghasilkan pemimpin yang sanggup dan bersedia untuk menghapuskan gaya kepemimpinan konvensional dan memahami permasalahan dinamika manusia dalam proses untuk mengejar dan meraih sukses korporat.
Dalam industri perkebunan yang memiliki karakteristik sangat kompleks – antara lain struktur organisasi yang terdesentralisasi, target tinggi, banyak tenaga kerja, harga komoditas yang fluktuatif, persaingan usaha yang tinggi, penjarahan produksi dan lahan – memerlukan organisasi dan manajemen yang tangguh agar perusahaan dapat terus tumbuh, berkembang, serta berkesinambungan. Adapun tipe kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengelola perusahaan perkebunan adalah kepemimpinan yang transformasional dan berkarakter. Kepemimpinan yang menerapkan prinsip-prinsip Kaizen sangat relevan untuk mencapai keberhasilan perusahaan perkebunan. (Ay/BERNAS)
*) Biodata Penulis :
Nama : Muhammad Parikesit Wisnubroto
Profesi : Dosen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas
E-mail : wisnubroto.95@gmail.com