BeritaNasional.ID,
BANYUWANGI – Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di pedesaan, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan, sejak 2014 melaksanakan program Banyuwangi Mengajar. Melalui program ini, pemkab mengirimkan puluhan sarjana baru untuk mengajar di sekolah yang ada di pelosok desa.
Untuk tahun ini pemkab akan mengirimkan 50 sarjana baru ke pelosok desa. Para sarjana baru tersebut diwajibkan untuk mengajar dan tinggal di desa itu selama 2 tahun. Dan mereka mendapat insentif bulanan secara khusus dari Pemkab Banyuwangi.
“Ini adalah upaya transformasi SDM. Ingat, desa bukan hanya butuh dana, tapi juga butuh inspirasi yang bisa digerakkan oleh anak-anak muda ini. Mereka mengajar, berinteraksi, memberi kursus dan sebagainya. Kehadiran mereka memberi nilai tambah bagi pendidikan anak-anak di sini,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Salah seorang peserta program Banyuwangi Mengajar yang ditugaskan di SDN 4 Segobang, Kecamatan Licin, Fina Fitriana (23) menjelaskan, mengajar dan tinggal di pelosok desa membuatnya harus memaksimalkan kemampuannya. Lulusan Fakultas Keperawatan Universitas Jember dengan IPK 3,68 itu menyatakan, selain mengajar di kelas, dia juga memberikan penyuluhan kesehatan setiap Jumat atau Sabtu untuk para siswa.
“Kalau penyuluhan kesehatan untuk warga saya berikan setiap Rabu dan Kamis malam, dengan kemasan pengajian rutin. Misalnya saya beri pengenalan san pencegahan berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, asam urat dan sebagainya,” akunya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono menyatakan, setiap tahunnya Banyuwangi Mengajar mengirimkan 50 sarjana baru ke pelosok desa. “Tahun ini kami akan merekrut 50 orang lagi secara terbuka. Silahkan siapa saja yang punya passion di bidang pendidikan untuk ikut seleksi,” lontarnya, Selasa (16/1/18). (Hakim Said/red)
Caption : Bupati Anas, Kadispendik Sulihtiyono bersama sarjana rekrutmen Banyuwangi Mengajar
