Artikel

Analisis Biaya Pembibitan Kelapa Sawit

Oleh : Muhammad Parikesit Wisnubroto, S.P., M.Sc *)

BeritaNasional.ID — Bibit kelapa sawit merupakan faktor utama dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit. Kualitas bibit merupakan kunci dari keberhasilan membangun kebun dalam industri perkebunan. Membangun dan memproduksi bibit kelapa sawit dewasa ini dapat bersifat multi fungsi antara lain sebagai berikut:

1) Dipergunakan untuk bahan tanaman dalam membangun perkebunan kelapa sawit di areal perusahaan sendiri;
2) Dapat menghasilkan nilai tambah dan keuntungan dari suatu aktivitas agribisnis dengan memproduksi dan menjual bibit kepada perusahaan perkebunan atau petani kebun kelapa sawit;
3) Membantu meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit dengan memproduksi bibit yang baik sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi;
4) Membantu petani kelapa sawit untuk mendapatkan bibit yang baik dan jelas asal-usulnya, sehingga produktivitas petani menjadi lebih tinggi yang pada akhirnya dapat membantu peningkatan produktivitas secara nasional.

Berikut akan disampaikan analisis tentang aktivitas dan biaya pembuatan bibit untuk mendapatkan gambaran tentang nilai tambah yang bisa dihasilkan dari usaha pembuatan bibit tersebut.

Pembibitan di Provinsi Sumatera Utara

Luas bibitan = 1 ha
Upah 1 hari kerja = Rp150.000/HK
Upah mandor = Rp225.000/HK
Harga kecambah = Rp8.000/butir
Kapasitas 1 petak bedengan = 1.200 bibit atau polybag kecil (pre nursery)
1 ha lapangan = 10 bedengan (pre nursery)
Kapasitas 1 ha lapangan = 12.000 bibit atau polybag besar (main nursery)
Norma 1 mandor mengawasi 10 ha lapangan

1 ha = 1/10 mandor

1 bulan = 24 HK
Pre nursery = 3 bulan
Main nursery = 7 bulan
Total waktu untuk pembibitan (pre nursery + main nursery) = 10 bulan

Aktivitas Kerja, Norma, dan Biaya per Hektar

1. Pre Nursery (PN)
A. Mandor bibitan = 3 bulan x 24 HK/bulan x 10 bedengan/ha x @Rp225.000/HK

= 3 x 24 x 1 HK / 10 ha x Rp225.000 = Rp1.620.000

B. Tenaga administrasi/Kerani bibitan = 3 bulan x 24 HK/bulan x 10 bedengan/ha x @Rp150.000/HK = Rp1.080.000
C. Membersihkan areal = 0,3 HK/bedengan x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp450.000
D. Membuat bedengan/naungan = 2 HK/bedengan x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp3.000.000
E. Mengayak tanah = 600 polybag/HK, 1 bedeng = 1.200 polybag, maka:

= (1.200 polybag : 600 polybag/HK) x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp3.000.000

F. Mengisi tanah ke polybag = 1.000/HK, 1 bedeng = 1.200 polybag, maka:

= (1.200 polybag : 1.000 polybag/HK) x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp1.800.000

G. Menanam kecambah = 1.000 butir/HK, 1 bedeng = 1.200 polybag, maka:

= (1.200 polybag : 1.000 polybag/HK) x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp1.800.000.

H. Jaga bibitan = 1 HK/hari, maka:

= 3 bulan x 24 HK/bulan x 1 HK/10 ha x @Rp150.000/HK = Rp1.080.000

I. Menyiram bibit = 15.000 polybag/HK/rotasi, maka:

= 3 bulan x 30 hari x 2 kali/hari x (1.200 polybag : 15.000 polybag/HK/rotasi) x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp21.600.000

J. Menyiang = 10.000 polybag/HK/rotasi, maka:

= 6 rotasi x (1.200 polybag : 10.000 polybag/HK/rotasi) x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp1.080.000

K. Memupuk (pengocoran)  = 4 bedengan/HK/rotasi, maka:

= 9 rotasi x (1 : 4 bedengan/HK/rotasi) x 10 bedengan x @Rp150.000/HK = Rp3.375.000

L. Kecambah kelapa sawit = 1.200 butir x Rp8.000/butir x 10 bedengan

= Rp96.000.000

M. Bahan-bahan (polybag, bambu, pupuk cair, dll.) = Rp5.000.000

Maka, jumlah biaya pre nursery per ha lapangan (termasuk pembelian kecambah) = A + B + C + D + E + F + G + H + I + J + K + L + M = Rp101.000.000

2. Main Nursery (MN)
A. Upah mandor = 1 HK/10 ha x 24 HK/bulan x 7 bulan x @Rp225.000/HK = Rp3.780.000
B. Tenaga administrasi/kerani bibitan = 1 HK/10 ha x 24 HK/bulan x 7 bulan x @Rp150.000/HK = Rp2.520.000
C. Membersihkan areal = 25 HK/ha, maka:

= 25 HK/ha x 1 ha x @Rp150.000/HK = Rp3.750.000

D. Meratakan tanah = 1 jam kerja traktor (JKT)/ha x @Rp165.000/JKT

= Rp165.000

E. Memancang titik tanam = 10 HK/ha, maka:

10 HK/ha x 1 ha x @Rp150.000/HK = Rp1.500.000

F. Mengisi tanah ke polybag = 150 polybag/HK, 1 ha = 12.000 polybag, maka:

= (12.000 polybag : 150 polybag/HK) x @Rp150.000/HK = Rp12.000.000

G. Menyusun polybag di lapangan = 200 polybag/HK, 1 ha = 12.000 polybag, maka:

= (12.000 polybag : 200 polybag/HK) x @Rp150.000/HK = Rp9.000.000

H. Menanam bibit = 300 polybag/HK, 1 ha = 12.000 polybag, maka:

= (12.000 polybag : 300 polybag/HK) x @Rp150.000/HK = Rp6.000.000

I. Menyiram bibit = 10.000 polybag/HK, 1 ha = 12.000 polybag, asumsi hari hujan = 40%, sehingga hari tidak hujan = 60%, maka:

= (12.000 polybag : 10.000 polybag/HK) x 7 bulan x 30 hari x 2 kali/hari x 60% = Rp45.360.000

J. Menyiang dalam polybag = 3 HK/ha/rotasi, rotasi = 1 kali/bulan, sehingga 7 bulan = 7 rotasi, maka:

= 3 HK/ha/rotasi x 7 rotasi x @Rp150.000/HK = Rp3.150.000

K. Menyiang luar polybag = 12 HK/ha/rotasi, rotasi = 1 kali/bulan, sehingga 7 bulan = 7 rotasi, maka:

12 HK/ha/rotasi x 7 rotasi x @Rp150.000/HK = Rp12.600.000

L. Memupuk bibit = 3 HK/ha/rotasi, rotasi = 2 kali/bulan, sehingga 7 bulan = 14 rotasi, maka:

3 HK/ha/rotasi x 14 rotasi x @Rp150.000/HK = Rp6.300.000

M. Menjaga tanaman dan peralatan = 1 HK/10 ha, maka:

= 1 HK/10 ha x 30 hari x 7 bulan x @Rp150.000/HK = Rp3.150.000

N. Seleksi = 3.000 polybag/HK, rotasi = 1 kali/ 2 bulan, sehingga 7 bulan = 4 rotasi, 1 ha = 12.000 polybag, maka:

= (12.000 polybag : 3.000 polybag/HK) x 4 rotasi x @Rp150.000/HK

= Rp2.400.000

O. Bahan polybag = 12.000 lembar x Rp1.000/lembar = Rp12.000.000
P. Pupuk = 190 g/polybag x 12.000 polybag = 2.280 kg x @Rp15.000/kg = Rp34.200.000
Q. Pembuatan instalasi pembibitan =

Perkiraan biaya = Rp24.000.000, yang dapat digunakan selama kurang lebih 3 tahun, maka:

= Rp 24.000.000 : 3 tahun = Rp8.000.000/tahun

R. Lain-lain = Rp10.000.000

Maka, jumlah biaya main nursery = A + B + C + D + E +F + G + H + I + J + K + L + M + N + O + P + Q + R = Rp175.875.000

Sehingga, total biaya  pre nursery (PN) + main nursery (MN) = Rp101.000.000 + Rp175.875.000 = Rp276.875.000

Ilustrasi Keuntungan

Jumlah produksi bibit = 12.000 polybag
Harga pokok produksi (HPP)/bibit = Rp276.875.000/12.000 = Rp23.073/polybag
Asumsi bibit jadi siap salur = 95% x 12.000 polybag = 11.400 polybag
Harga jual bibit = Rp40.000/polybag
Nilai bibit = 11.400 pohon x Rp40.000 = Rp456.000.000
Asumsi keuntungan apabila bibit dijual =

Rp456.000.000 – Rp276.875.000 = Rp179.125.000

Maka, persentase (%) keuntungan/10 bulan = (Rp179.125.000 : Rp276.875.000) x 100% = 64,70%

Proses pembuatan bibit kelapa sawit yang baik dalam rangka mendapatkan bibit yang prima bisa dimaknai menjadi beberapa tujuan antara lain:

1) Kebutuhan untuk pembuatan kebun sendiri

Bibit yang prima untuk penanaman kebun merupakan awal yang sangat baik dalam membangun industri kelapa sawit, karena akan memberikan produktivitas yang tinggi serta keseragaman tanaman yang akan menghasilkan keuntungan.

2) Kebutuhan pendapatan usaha

Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan bibit kelapa sawit dapat memberikan keuntungan yang cukup tinggi sehingga usaha tersebut dinilai cukup layak – rata-rata keuntungan mencapai 6,5%/bulan – untuk usaha komersial.

3) Membuka lapangan pekerjaan

Proses pembuatan bibit kelapa sawit memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan dapat menyerap tenaga yang mempunyai skill yang cukup.

4) Membantu peningkatan produktivitas kelapa sawit secara regional maupun nasional

Pembuatan maupun penjualan bibit yang telah diproses dengan baik serta varietas yang sudah diketahui akan menghasilkan bibit kelapa sawit yang prima. Masyarakat atau usaha yang mempergunakan bibit ini tidak akan tertipu oleh bibit yang non produktif, sehingga nantinya bibit yang ditanam dari pembibitan yang baik akan menghasilkan produksi yang tinggi. Secara keseluruhan hal tersebut akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit secara regional dan nasional.

(prmtillahi/Bernas)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button