DaerahKalimantan

Banjir Sangatta, GM External Affairs Sustainable Development PT. KPC Angkat Bicara

BeritaNasioanl.ID, SANGATTA, KUTIM, KALTIM-Mencermati issue negative tentang operasional PT. Kaltim Prima Coal (KPC) yang beredar di media berkaitan dengan banjir Sangatta, maka GM External Affairs Sustainable Development, Wawan Setiawan meluruskan dengan beberapa hal, Jum’at (25/3/2022).

Menurut Wawan Setiawan, KPC memastikan bahwa, pengelolahan air tambang masih sesuai aturan yang dipersyaratkan, baik baku mutu, kualitas air maupun debit air keluaran menuju sungai sebagai badan penerima. Hal ini telah di cek secara langsung oleh DLH Kutai Timur dan telah diambil sampel di titik penaatan kolam tambang KPC untuk uji laboratoriom. Demikian juga dengan debit air yang keluar menuju sungai Sangatta masih dibawah standar, seperti kolam PSS Bendili, debit maksimal yang boleh keluar adalah 10,56 m2/detik. Di kolam J Void debit air yang keluar sebanyak 6,12m2/detik dari 15,6 m2/detik yang diperbolehkan.

“Catchment area tambang KPC hanya menyumbang 6,06 persen dari total luas DAS Sangatta, sehingga kontribusi untuk pembentukan volume air dari wilayah terganggu KPC ke sungai tergolong kecil. Dan yang pasti, seluruh area tangkapan air di tambang KPC tertampung di kolam – kolam pengendap berizin dan dilakukan treatment kualitas dan kuantitas airnya. Untuk DAS Sangatta, ada tujuh kolam yang seluruh baku mutu, kualitas air dan debitnya memenuhi baku mutu ijin kolam ini berjalan normal saat banjir terjadi dan tidak ada yang jebol bangunan airnya seperti issue yang berkembang di media sosial,” ucapnya.

Wawan juga menjelaskan bahwa, pada tanggal 18 s/d 20 Maret 2022, ada dua kondisi yang memicu banjir besar di DAS Sangatta, yakni curah hujan yang sangat tinggi mencapai 167 mm/hari dengan air pasang yang naik mencapai lebih dari 2,5 meter. Hal ini membuat hujan yang cukup deras tidak dapat mengalir ke laut dan membanjiri sepanjang sempadan sungai Sangatta. Pantauan kami di outlet PSS Bendili justru air dari arah sungai Sangatta masuk ke sungai Bendili dan tertahan lama, tidak mengalir keluar sehingga volume lebih besar dari biasanya.

“Anggapan bahwa, bukaan KPC sangat mungkin meningkatkan volume air menuju sungai dan menyebabkan banjir saat hujan terjadi tidaklah benar. Perlu kami luruskan bahwa, seluruh air hujan yang jatuh ke area terbuka KPC telah ditampung ke kolam-kolam pengendap dan dikontrol, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Selain melakukan pengelolaan air tambang, KPC juga melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif. Dari 32, 542 Hektar lahan, yang ditambang sebanyak 13,267 hektar (40,77%) telah direklamasi kembali. Sejak tahun 2014 luasan target reklamasi KPC selalu diatas 1000 hektar,” jelas Wawan.

Bukan hanya itu saja yang dikatakan Wawan Setiawan, GM External Affairs Sustainable Development di PT. KPC juga menyampaikan bahwa karyawan KPC dan Kontraktornya saat ini berjumlah 27 ribu lebih dan jika ditambah keluarga, maka totalnya sekitar 81 rb jiwa.

“Mayoritas Karyawan tinggal di Sangatta dan Bengalon. Yang mana kami juga mengkonsumsi air sungai Sangatta dan Bengalon. Untuk itu kami menjaga kualitas air Sangatta dan Bengalon seperti halnya kami menjaga keluarga dan diri kami sendiri,” pungkasnya.

Pewarta : Oyek/Son

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button