Daerah

BNNP Bandung Barat Sosialisai Bahaya Narkoba Kepada Puluhan Anggota Komunitas LGBT

BeritaNasional.ID Jawa Barat – Sekitar lima puluh anggota komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender mendapatkan sosialisasi mengenai bahaya narkoba di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (24/8/2018) Selain itu, mereka juga menjalani pemeriksaan darah PCT untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan narkoba di dalam tubuh mereka.

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bandung Barat, Sam Norati Martiana mengungkapkan, sosialisasi bertema “Stop Cuek, Mari Peduli. Ayo Ciptakam Lingkungan Bersih Narkoba dan Perangi Narkoba” itu digelar bekerja sama dengan yayasan Bahtera yang menaungi kaum LGBT. Sementara itu, tes PCT dilakukan bekerja sama dengan puskesmas setempat.

“Tidak dimungkiri, kelompok LGBT memang rawan terkena penyalahgunaan narkoba. Makanya, kami memberikan sosialisasi ini terhadap semua kalangan, termasuk kelompok ini,” ujarnya.

Menurut Sam, perang terhadap narkoba tak hanya bicara soal penangkapan dan proses hukum terhadap pelaku. Namun, pencegahan penyalahgunaan melalui sosialisasi seperti ini juga harus terus digencarkan.

Selain terhadap kelompok LGBT, lanjut dia, sosialisasi serupa juga terus digelar kepada para pelajar, pekerja, hingga para pemuda di desa-desa. “Tahun ini pun, kami fokus ke desa dengan harapan para pemuda karang taruna bisa aktif mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” katanya.

Dia menambahkan, BNN juga akan melakukan tes urine bagi semua kalangan secara bertahap, di antaranya para aparatur sipil negara, pegawai swasta, buruh pabrik, hingga pekerja seks komersial. Jika positif narkoba, mereka akan direhabilitasi di Puskesmas Jayagiri, Lembang ataupun di Puskesmas Padalarang.

1.000 orang

Sementara itu, Koordinator Lapangan Yayasan Bahtera, Zahra Maemunah mengungkapkan, pihaknya memberikan pendampingan, edukasi, dan konsultasi bagi kaum LGBT, termasuk mengenai bahaya narkoba. Sebab mengonsumsi narkoba bisa berujung pada terjangkit HIV/AIDS.

Di Bandung Barat, dia menuturkan, ada lebih dari 1.000 LGBT, sebagian besar merupakan gay atau laki seks laki (LSL). Dalam keseharian, mereka bekerja layaknya orang pada umumnya, seperti berjualan, bekerja di salon, ataupun usaha lainnya.

“Namun soal kepribadian, banyak juga yang tertutup dari masyarakat. Makanya, kami pun beri pendampingan dan konsultasi secara online selain tatap muka,” ujarnya. (dki1/bn.id)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button