
BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Pada era Bupati Drs. H. Amin Said Husni, Bondowoso terkenal dengan Bondowoso Republik Kopi (BRK). Salah satu indikatornya, diseputran kota ada yang menamakan kelurahannya sebagai Kampung Kopi.
Di kampung ini berjejer penjual kopi, mulai dari warung tradisional Warko hingga café yang semi modern dalam memproses pengaduhan kopin untuk pelanggannya. Dalam berbagai kesempatan Bupati KH. Abd. Hamid Wahed, MAg mengatakan, kampung kopi akan dijadikan konsep dan pemasaran kopi Bondowoso.
“Sebetulnya, kekayaan Bondowoso bukan hanya komoditas kopi saja, tapi juga yang lainnya. Seperti tembakau, padi, cabe, dan lain-lain. Seluruh kekayaan alam tersebut, akan kami jadikan pembangkit perekonomian Bondowoso,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Ra Hamid, sapaannya akan membuka pasar untuk membangkitkan perekonomian Bondowoso. Kalau pasar sudah terbuka, maka seluruh komoditas akan mudah dipasarkan.
Ra Hamid mencontohkan komoditas kopi Bondowoso yang gradenya sudah bagus bahkan sudah diterima di Pasar Dunia. Maka pasar local (Bondowoso, red) untuk kopi harus dibuka selebar-lebarnya.
Sebetulnya, kata Ra Hamid, kopi Bondowoso sudah lama masuk Eropa melalui Jerman. Tapi sayangnya, brand kopi Bondowoso tidak dipakai. Eksportir menggunakan brand lain. Padahal branding itu penting.
“Kami akan membranding kembali Bondowoso Republik Kopi (BRK). Sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan kembali kopi Bondowoso, baik ditingkat regional, nasional, hingga internasional,” jelasnya.
Memang, pihak yang tidak suka dengan inovasi Ra Hamid untuk mengembalikan kejayaan petani kopi selalu mencibirnya. Ada yang bilang kampung kopi hanya hayalan belaka, karena pedagang kopinya banyak yang gulung tikar, dan yang lainnya.
Tapi, Ra Hamid bukan tipe pemimpin yang bermental krupuk. Apapun tantangannya, membangkitkan perekonomian Bondowoso akan terus dijalankan. Termasuk membangkitkan komoditas tape has Bondowoso. (Syamsul Arifin/Bernas)