Daerah

Departemen Akuntansi Universitas Andalas Bekali Siswa SMAN 1 Kubung dengan Literasi Keuangan Digital

BeritaNasional.ID — Ditengah pesatnya perkembangan teknologi finansial (fintech), generasi muda kini menjadi kelompok pengguna paling aktif layanan keuangan digital. Mulai dari dompet digital, mobile banking, hingga fitur Buy Now Pay Later (BNPL), semuanya mudah diakses hanya melalui ponsel. Namun di balik kemudahan itu, tersimpan risiko konsumsi berlebihan, salah kelola uang, hingga terjerat pinjaman online ilegal.

Fenomena inilah yang mendorong Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas menggelar program pengabdian masyarakat bertajuk “Edukasi Literasi Keuangan Digital dan Pengelolaan Keuangan Pribadi” di SMAN 1 Kubung, Kabupaten Solok, Senin (26/5/2025). Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 siswa, guru, dan tenaga pendidik.

Generasi Digital, Risiko Digital

Dalam paparannya, Ketua Tim Pengabdian Dr. Verni Juita, SE., M.Com (Adv), Ak., menyampaikan bahwa tren penggunaan layanan keuangan digital di kalangan usia muda mengalami peningkatan tajam. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa 51% pengguna pinjaman fintech berasal dari kelompok usia 19–34 tahun. Meski siswa SMA belum termasuk dalam kategori tersebut, mereka adalah calon pengguna aktif yang rawan terdorong perilaku konsumtif karena tren, gaya hidup, atau FOMO (Fear of Missing Out).“Banyak remaja membeli sesuatu hanya karena mengikuti tren. Ada juga yang tergoda cicilan instan tanpa memahami risiko. Tanpa literasi keuangan, kemudahan digital bisa berubah menjadi masalah finansial serius,” jelas Dr. Verni.

Belajar Mengelola Uang Jajan secara Cerdas

Kegiatan edukasi ini dikemas secara interaktif. Para siswa diajak memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, mengenali risiko penggunaan e-wallet, serta belajar menghindari jebakan layanan BNPL. Mereka juga dilatih membuat anggaran mingguan menggunakan skenario uang jajan yang mereka miliki sehari-hari. “’Ternyata banyak dari kami yang tidak sadar bagaimana uang jajan habis begitu saja,’” ungkap salah seorang siswa yang mengikuti simulasi.Simulasi tersebut membuka perspektif baru bahwa pengelolaan keuangan dimulai dari langkah sederhana: mencatat pengeluaran, merencanakan kebutuhan, dan menyisihkan sebagian uang untuk tabungan.

Kepala SMAN 1 Kubung, Ibu Aurora Rustam, S.Pd, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, pembelajaran mengenai keuangan digital sangat relevan dengan kehidupan siswa saat ini yang serba terhubung dengan internet. “Anak-anak hari ini sangat cepat mengikuti teknologi, tetapi belum tentu memahami cara menggunakannya secara bijak—apalagi terkait uang. Pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan,” ujar beliau.

Pelaksanaan kegiatan juga melibatkan dosen dan mahasiswa Departemen Akuntansi FEB Unand sebagai fasilitator pendamping. Selain penyampaian materi, acara diwarnai diskusi, permainan edukatif, dan pembagian modul pengelolaan keuangan digital. Kegiatan berlangsung lancar dan ditutup dengan sesi tanya jawab yang memperlihatkan antusiasme siswa terhadap isu-isu keuangan digital, termasuk cara menghindari penipuan online dan tips mengatur keuangan sejak usia sekolah.

Program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mendorong gerakan literasi keuangan berkelanjutan di sekolah. Tim pengabdian juga menyiapkan modul yang dapat digunakan guru sebagai bahan ajar praktis. Dr. Verni menegaskan bahwa literasi keuangan harus ditanamkan sejak dini agar generasi muda “tidak hanya digital-savvy, tetapi juga financial-smart.” Menurutnya, kecakapan ini menjadi bekal penting untuk menghadapi tantangan ekonomi digital di masa depan. Kegiatan ini juga telah dipublikasikan melalui media sosial dan kanal YouTube Departemen Akuntansi FEB Unand sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum, guru, maupun sekolah lain yang ingin mengadopsi program serupa.

*) Biodata Penulis :
Nama : Verni Juita
Profesi : Dosen FEB Universitas Andalas
E-mail : vjuita@eb.unand.ac.id

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button