Jawa Tengah

Jumlah Pasien Covid-19 Yang Sembuh di Jawa Tengah Tertinggi

BeritaNasional.ID, Semarang – Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Virus Corona Covid-19 menyatakan jumlah pasien sembuh di Jawa Tengah tertinggi dibanding provinsi lain, yakni mencapai 2.115 orang (Data 16/07/2020). Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah pun membebeberkan beberapa kunci sukses penanganan mereka hingga banyaknya pasien sembuh.

Kepala Dinkes Jawa Tengah Yulianto Prabowo, mengungkapkan terkait tingginya kesembuhan pasien di Jawa Tengah karena ada beberapa upaya yang dilakukan. Mulai dari mendorong kesembuhan secara komprehensif.

“Pertama adalah deteksi dini. Ini penting. Semakin dini kita bisa temukan, maka semakin dini pula kita bisa mengupayakan untuk kesembuhan,” kata Yulianto melalui rekaman video (16/7/2020).

Menurutnya, upaya lain adalah pemerintah melindungi kelompok retan seperti lansia, yang mempunyai komorbid atau penyakit penyerta. Pihaknya mengindentifikasi di antara penyakit penyerta itu adalah hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan jantung. Ada juga kelompok rentan lain yang segera dilakukan penanganan seperti, ibu hamil, dan penderita TBC.

“Ini kelompok rentan dilakukan tes. Nantinya juga dilakukan karantina, seperti melalui program Jogo Tonggo,” ujar Yulianto.

Pihaknya juga menekankan agar rumah sakit meningkatkan cakupan mutu pelayanan. Bahkan, pihaknya siap melakukan adopsi temuan pengobatan baru, tentunya yang sudah direkomendasikan oleh pihak berwenang atau organisasi terkait.

Tak kalah pentingnya, terang Yulianto, terus mendorong masyarakat menjaga diri sendiri, seperti menerapkan protokol kesehatan, harus makan bergizi, olahraga untuk meningkatan daya tahan tubuh. Kalau daya tahan tubuh meningkat maka kesembuhan akan meningkat.

Saat ini, pemerintah provinsi juga telah membentuk enam korwil, selaku koordinator untuk percepatan penanganan Covid-19 di enam eks Keresidenan se-Jawa Tengah. Di antara tugasnya, mengoordinasikan segala hal yang terkait dengan kebutuhan dan juga penanganan Covid-19. Sehingga, tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga dari sisi sosial, ekonomi, keamanan, dan sebagainya.

Jika ada korwil yang di dalamnya terdapat zona merah, akan ada kebijakan tertentu. Yulianto menerangkan, korwil juga akan mengkoordinasikan 3T di bidang kesehatan, yakni testing, tracing, dan treatment. Untuktreatment itu cakupannya luas, seperti kesiapan penyediaan tempat karantina, tempat isolasi, hingga ketersediaan fasilitas di rumah sakit.

Dalam kesempatan itu, pihaknya mengapresiasi para tenaga kesehatan yang terus bekerja menangani Covid-19. Termasuk di antaranya perawat, tenaga laboratorium, satpam, dan lainnya, yang bertugas, baik di rumah sakit, puskesmas dan tempat penanganan lain. Apalagi mereka memiliki risiko tinggi tertular Covid-19.

“Tapi hati-hati risiko Anda tertular lebih tinggi daripada yang lain, jadi perlu pelindung diri,” ungkapnya.

Yulianto menuturkan saat ini pihaknya sedang survei tentang ketaatan masyarakat melakukan protokol kesehatan. Meski hasilnya baru muncul sekitar dua hari nanti, namun diakui jika masih ada masyarakat yang belum mengikuti protokol kesehatan di beberapa titik. Seperti masih ada warga yang berkumpul, tidak mengenakan masker. “Persentasenya kita sedang melakukan survei,” tandasnya.*

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button