DaerahJawa TimurRagamSitubondo

Ketua PWI Bakal Somasi Sipir Jaga Pintu Rutan Kelas II B Situbondo

BeritaNasional.id – SITUBONDO JAWA TIMUR – Edy Supriyono, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Situbondo bakal Somasi terhadap Sipir jaga pintu Rutan Kelas II B Situbondo yang membentak bentak Diana reporter Radio Republik Indonesia (RRI) saat peliputan berita seremonial pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Perbengkelan di Aula Baharuddin Lopa, Rutan Situbondo, Kamis (4/8/2022).

“Saya atas nama Ketua PWI Situbondo mengutuk dan mengecam keras Sipir Rutan Kelas II B yang bertugas menjaga pintu berbuat arogan terhadap Diana reporter RRI yang sedang melakukan pelibutan acara seremonial pembukaan pendidikan dan pelatihan ketrampilan perbengkelan sepada motor di Rutan Situbondo,” tegas Edy Supriyono.

Peristiwa yang terjadi kepada Diana reporter RRI ini, kata Edy Supriyono, tidak bisa didiamkan begitu saja, karena wartawan dan wartawati serta reporter dalam menjalankan tugas jurnalistiknya di lindung dengan Undang Undang Repubik Indonesia N0 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

“Ketika saya mendengar langsung dari cerita yang disampaikan Diana reporter RRI, secara verbal ini merupan bentuk tindakan kekerasan. Satu hal yang perlu diketahui, jika Diana dikatakan tidak menghargai petugas, maka tidak perlu petugas itu membentak-bentak dan memanggil Diana secara khusus kemudian mengunci pintu penjagaan, lebih-lebih Diana seorang perempuan,” jelas Ketua PWI Situbondo.

Lebih lanjut, Edy Supriyono mengatakan, Diana reporter RRI, sekitar pukul 12.40 WIB berada di Rutan Kelas IIB Situbondo untuk melakukan kegiatan peliputan acara Pembukaan Pelatihan Perbengkelan Sepeda Motor yang dihadiri Bupati Situbondo, Sekada dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Situbondo.

Sebelum masuk pintu rutan, sambung Edy Supriyono, Diana bersama temannya Novi Husdinariyanto, Wartawan LKBN Antara memencet tombol bel masuk dan tak lama kemudian pintu dibukakan oleh petugas rutan. “Begitu masuk, Diana dan teman mampir ke meja petugas untuk mengambil id card tamu. Ketika, Diana dan temannya mengambil id card tamu, ternyata teman-teman wartawan lainnya sudah wawancara dengan Bupati Situbondo, Karna Suswandi,” beber Edy Supriyono.

Kemudian, imbuh Ketua PWI Situbondo, secara spontan Diana bergegas mengikuti wawancara tersebut, karena hawatir tertinggal momentum. “Id card tamu Diana langsung di pakai sambil setengah berlari menuju teman-teman yang sedang wawancara dengan bupati. Namun sayangnya, setelah usai wawancara dengan bupati, tiba-tiba Diana dipanggil oleh petugas jaga pintu gerbang, disuruh masuk dan pintu dikunci,” jelas Edy.

Setelah sampai di dalam pintu penjagaan, ternyata di sana ada empat orang petugas yang meminta Diana untuk berlaku sopan di hadapan petugas Rutan Kelas II B Situbondo. “Pada saat itu, Diana lari kecil menuju bupati yang sedang diwawancarai wartawan lain. Karena lari kecil Diana dianggap tidak sopan oleh Sipir Rutan Situbondo dan dibentak-bentak. Padahal,

Diana sudah meminta maaf atas lari kecilnya yang dianggap tidak sopan oleh Sipir tersebut. Hal ini lah yang akan kami usut tuntas, sesuai dengan UU N0.40 Tahun 1999 Tentang Pers,” tegas Edy Supriyono.

Sementara itu, keterangan yang disampaikan Diana reporter RRI saat berada di Rutan Situbondo mengatakan bahwa, dirinya sudah minta maaf kepada Sipir Rutan Situbondo atas lari kecil yang dianggap tidak sopan dan tidak menghargai petugas. “Petugas Sipir itu bilang ke saya kalau mau menuju ketempat wawancara harus berjalan kaki, bukan berlari karena itu bagian dari etika,” jelas Diana.

Kendati Diana sudah minta maaf, namun Sipir Rutan Situbondo tersebut, dengan nada tinggi tetap menyalahkan Diana dan bilang, kalau Diana harus mengikuti aturan ketika di Rutan. “Cara mereka inilah yang membuat saya ketakutan. Tidak mencerminkan kemitraan sama sekali. Padahal wartawan merupakan mitra dari rumah tahanan. Karena kita bersinergi untuk melakukan peliputan berita setiap ada kegiatan di rutan,” pungkas Diana.

Dilain pihak, salah satu Sipir Rutan Situbondo dihadapan Diana dan sejumlah wartawan lainnya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dilakukan petugas jaga pintu terhadap wartawan. “Atas nama pribadi maupun atas nama lembaga saya minta maaf atas ketidaknyamannya. Hal ini akan menjadi perhatian kita,” ujarnya.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button