BondowosoDaerahJawa Timur

KPUD Bondowoso Dikritik Akademisi Dan Praktisi Hukum

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Debat public pertama Pilbup Bondowoso tidak baik-baik saja. Karena pertanyaan yang diajukan panelis pada Bacabup dan Bacawabup dinilai membingungkan.

Tidak tanggung-tanggung yang memberikan kitik adalah akademisi, praktisi hukum, hingga aktivis perempuan. “Waduh pertanyaan tidak berkualitas dan jawabanpun tiddk berkualitas, memalukan jadinya,” kata Edi Firman, SH, MH, advokat senior Bondowoso.

Mungkin, lanjut Dosen Fakultas Hukum Universitas Bondowoso (UNIBO) ini, yang buat pertanyaan lagi galau suasana hatinya. Sehingga pertanyaanya tidak focus pada apa yang harus dilakukan kandidat jika terpilih sebagai Bupati Bondowoso.

Ditambahkan, pertanyaan panelis terhadap Paslon RAHMD  (Ra Hamid-Ra As’d) dan BAGUS (Bambang-Gus Bakir) kontradiktif. Di satu sisi menurunkan melek huruf tapi disisi lain mengoptimalkan perpustakaan, kan gak nyambung.

Kritikan Edi, sapaannya, juga diamini Dr. H. Burhan Mantan, mantan pejabat Dinas Pendidikan Pemkab Bondowoso. “Iya, mungkin pertanyaannya menurunkan buta huruf atau meningkatkan angka melek huruf? Itu pertanyaan sangat penting, terutama untuk meningkatkan Human Development Index (HDI) di Bondowoso.

Kalo misalnya angka melek huruf, lanjutnya, seharusnya dikaitkan dengan peran perpustakaan Pemkab Bondowoso. Karena untuk menguatkan melek huruf, peranan perpustakaan sangat penting! Seharusnya yang ditanyakan strateginya.

Dosen Unej Bondowoso, Dr. H. Fathorrosi juga menyampaikan, pihaknya menilai pertanyaan panelis memang tidak bisa dijawab. “Bagaimana menurunkan angka melek huruf,” kritiknya. Mungkin yang dimaksudkan adalah bagaimana meningkatkan, karena pertanyaan berikutnya, ada pertanyaan mengoptimalkan perpustakaan.

Seharusnya, kata Dr. Rosi, sapaannya, pertanyaan tersebut tidak usah di jawab, lalu bilang ini pertanyaan salah. Hal ini bisa menjadi catatan untuk debat berikutnya bagi KPU, agar pertanyaannya disusun yang benar. Kasihan Paslonnya jadi tolah-toleh, karena pertanyaannya aneh. (Syamsul Arifin/Bernas)

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button