BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Pada tahun 2023, Bupati Drs. KH. Salwa Arifin melakukan mutasi ASN besar-besaran sebanyak dua kali. Yaitu pada bulan Januari, 180 ASN dan bulan Maret 220 orang.
Gelombang pertama tidak ada masalah, karena seluruh Tim Penilai Kinerja (TPK) menandatanganinya. Sementara, mutasi pada gelombang kedua sedikit bermasalah, karena ada sebagian TPK yang tidak tanda tangan.
Atas kejadian ini, ada warga yang melapor kepada Komisi ASN. Kemudian KASN merekomendasikan pada Bupati Kyai Salwa agar melakukan peninjauan ulang pada mutasi gelombang dua.
Secara bersurat, Kyai Salwa menyampaikan pada KASN bahwa mutasi yang dilakukan sudah sesuai prosedur. Namun ketika Drs. H. Bambang Soekwanto, MM (BS) menjadi Pj Bupati, membuka kembali ‘kasus’ mutasi tersebut.
Tujuan BS baik, tapi sayang dinodai dengan kepentingan pribadi dan kelompok. Sehingga bukan peninjauan ulang yang dilakukan tapi pengembalian ASN yang sudah dilantik ke tempat semula, baik pada mutasi gelombang pertama maupun kedua.
Padahal mutasi gelombang pertama tidak ada masalah, yang bermasalah adalah mutasi gelombang kedua. Orang-orang BS terselamatkan, sedangkan yang lain menjadi korban. Salah satunya, Yani Ekowati, SP.
“Akibat kebijakan BS, banyak dampaknya. Selain beban mental juga rugi material. Kenaikan pangkat tertunda. Akibat pengembalian, pangkat saya tetap menjadi 3B. Sudah hampir 5 tahun pangkat tidak naik-naik,” keluhnya.
Seharusnya, tahun 2024, lanjutnya, saya sudah naik pangkat, ahirnya tertunda. Karena saya dikembalikan menjadi PPL lagi (fungsional). Sehingga untuk bisa naik pangkat menjadi 3C, harus ikut Uji Kompetensi (UKom). Kalau tidak lulus UKom atau tidak ada UKom, pangkat tidak bisa naik.
Untuk diketahui, 19 Januari 2023, Yani, sapaannya, dilantik menjadi Pj Kepala Kelurahan (Kalur) Sekarputih Kecamatan Tegal Ampel (Struktural). Pada tanggal 22 Mei 2024, Yani dikembalikan lagi oleh BS menjadi PPL Dinas Pertanian. (Syamsul Arifin/Bernas)
