Lima Tips Menjadi Decision Maker yang Baik dalam Bisnis
BeritaNasional.ID, Jakarta – Seseorang yang terjun di dalam dunia bisnis pastinya memiliki sosok hebat. Salah satu peran yang dianggap sangat penting adalah decision maker atau bisa disebut sebagai pengambil keputusan.
Perlu kamu pahami bahwa decision maker ini tidak bisa sembarangan memberikan keputusan. Sebab, pengaruhnya bisa ke masa depan bisnis itu sendiri. Oleh karena itu Fortune Indonesia hadir untuk memberikan berbagai informasi dan pengetahuan seputar bisnis.
Setidaknya ada 5 tips menjadi decision maker terbaik dalam bisnis sebagai berikut.
1. Selalu Analisis Situasinya
Pertama dan terpenting, seseorang harus memahami konteks pengambilan keputusannya. Metode yang efektif adalah mencakup dalam individu, keadaan, atau proses organisasi. Semua itu disengaja ke dalam kerangka kerja yang ada.
Untuk membuat keputusan yang baik, kamu harus menganalisis situasi saat ini. Pada titik ini, Kamu perlu bertanya pada diri sendiri hal-hal berikut:
- Untuk alasan apa saya harus membuat keputusan?
- Apa konsekuensi jika tidak ada keputusan yang dibuat?
- Informasi apa yang mendorongmu untuk membuat keputusan?
- Apa jenis riset atau analisis yang harus dilakukan?
Jawaban rinci itu akan membantumu memahami data apa yang dimiliki saat ini dan tujuan pengambilan keputusan.
2. Identifikasi Risiko yang akan Kamu Ambil
Karena kamu sudah terbiasa dengan kebiasaan, maka berpeluang membuat keputusan yang buruk. Sebab, kamu merasa nyaman dengan keadaan tersebut.
Misalnya, kamu membawa kendaraan sambil mengebut ke tempat kerja setiap hari. Memang, hal itu bisa tiba di tempat kerja dengan selamat tanpa terkena tilang. Akan tetaoi, kamu bisa membahayakan keselamatan sendiri dan orang lain.
Contohnya lainnya adalah kamu bisa makan makanan cepat saji setiap hari. Kamu mungkin tidak menganggapnya sebagai masalah karena tidak menunjukkan tanda-tanda kesehatan yang buruk. Namun, seiring waktu, kamu mungkin bertambah berat badan atau mengalami masalah kesehatan lain sebagai akibatnya.
Dalam bisnis, kamu juga bisa menggunakan rasio risiko-imbalan atau rasio risk-reward. Rasio ini adalah pengukuran potensi risiko dan reward milikmu. Identifikasi semua kemungkinan ganjaran dan kontraskan semua potensi risiko tersebut.
3. Negosiasikan Opsi keputusanmu dengan Kepentingan Lainnya
Meskipun kamu tidak seharusnya terpengaruh oleh persuasi, lebih baik fokuskan pada pengawasan kelompok. Jelaskan kepada kolega data apa yang memengaruhi pendapatmu. Lalu, bukti apa yang dapat membantumu membuat keputusan yang lebih baik.
4. Buat Keputusan berdasarkan Bukti
Manajemen berbasis bukti (EBM) bertujuan untuk menggunakan bukti ilmiah saat membuat keputusan, bukan hanya naluri seseorang. Seperti kebanyakan orang, kamu mungkin cenderung menggunakan penilaian sendiri. Hal itu membuat keputusan berdasarkan apa yang sudah kamu alami.
Namun, pengalaman yang dimiliki dalam situasi lain atau di perusahaan lain mungkin tidak berlaku untuk situasi saat ini.
Ada cara memasukkan bukti ke dalam pengambilan keputusan kamu lebih mudah.
- Untuk mendukung keputusamu, dapatkan data kinerja selengkap dan sebaru mungkin.
- Percaya pada nalurimu. Apakah ada bukti objektif yang mendukung keyakinan mereka
- Cari tahu dasar tindakan dan apakah data mendukungnya saat disarankan.
- Tentukan apakah pendekatan bisnis yang biasa digunakan berfungsi dalam situasimu. Akankah mereka sesuai dengan situasi ?
- Periksa apakah data perusahaan yang kamu temukan objektif dan terkini.
Selain itu, pastikan setiap keputusan bisnis yang kamu buat berdasarkan data faktual dan relevan dengan keputusan yang akan diambil.
5. Jujur dengan Diri Sendiri
Sebelum mendapatkan bukti untuk membuat keputusan, luangkan waktu untuk menilai motivasi sendiri. Apakah pikiranmu sudah terorganisir? Apakah kamu benar-benar mengumpulkan bukti secara objektif, atau hanya ingin memverifikasi ide?
Memiliki pemahaman tentang motivasi sendiri dapat membantu kamu tetap objektif. Bahkan, bisa fokus saat mencari solusi terbaik untuk bisnis. (*)