Memanfaatkan Literasi Keuangan Digital: Jalan Menuju Kesejahteraan Finansial di Era Digital
Oleh : Dr. Rita Rahayu, SE, MSi, AK, CA, CRA, CRP.
BeritaNasional.ID — Literasi keuangan digital bukan lagi keterampilan tambahan, melainkan telah menjadi aspek penting dalam mengelolakeuangan pribadi di dunia yang semakin didominasi oleh teknologi digital. Dengan munculnya alat, platform, dan aplikasikeuangan digital, memahami cara menggunakan sumber daya initelah beralih dari sekadar keterampilan sekunder menjadikompetensi inti. Artikel ini merupakan hasil penelitian terbaruyang dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari Dr. Rita Rahayu, Dr. Raudhatul Hidayah, Retnoningrum Hidayah, M.Acc, dan dua orang mahasiswa, yaitu Ryanda Allysia Putri dan Felia Nabila dari Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas. Penelitian ini mengungkaphubungan yang kompleks antara literasi keuangan, literasikeuangan digital (DFL), impulsivitas, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan finansial (FWB). Hasil penelitian inimenyoroti pentingnya membekali individu tidak hanya denganpengetahuan dasar keuangan, tetapi juga kompetensi digital yang memungkinkan mereka mengambil keputusan yang bijakdan mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik.
Penelitian ini menyoroti bahwa literasi keuangan merupakanlandasan penting untuk mengembangkan literasi keuangandigital. Individu yang memiliki dasar pengetahuan keuanganyang kuat lebih siap untuk memahami nuansa alat dan platform keuangan digital. Mereka dapat menganalisis risiko, membandingkan produk keuangan, dan mengevaluasi manfaatdari berbagai pilihan, sehingga memungkinkan mereka untukmembuat keputusan yang lebih tepat. Hubungan antara literasikeuangan dan DFL ini bukan sekadar teori; penelitian inimengonfirmasi adanya hubungan positif yang signifikan antarakeduanya dengan nilai T sebesar 12,873 dan nilai p di bawah0,001. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Kumar et al. (2023), Li dan Meyer-Cirkel (2021), Rasyid(2024), dan Shen et al. (2018), yang semuanya menekankanbahwa keterampilan dasar keuangan yang kuat sangat pentingdalam menjelajahi lanskap keuangan digital secara efektif.
Literasi keuangan digital sendiri muncul sebagai faktor utamayang memengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Kemampuan untuk menilai produk keuangan digital secarakritis, mengakses berbagai sumber daya keuangan, dan membandingkan opsi yang tersedia memungkinkan individuuntuk membuat keputusan yang selaras dengan tujuan jangkapanjang mereka. Penelitian ini menunjukkan adanya hubunganpositif yang signifikan antara DFL dan pengambilan keputusankeuangan, sebagaimana dibuktikan dengan nilai T sebesar 8,642 dan nilai p di bawah 0,001. Temuan ini sejalan dengan penelitiansebelumnya oleh Rahayu et al. (2022), Prasad et al. (2018), Respati et al. (2023), dan Bayakhmetova (2023), yang menyoroti bagaimana literasi digital memungkinkanpengambilan keputusan yang rasional. Dengan menyediakanakses ke informasi yang luas, literasi keuangan digital memberdayakan individu untuk memilih produk keuangan yang memberikan manfaat tertinggi dan meminimalkan risiko. Sebagai contoh, individu dengan DFL yang tinggi dapatmenggunakan aplikasi seluler untuk membandingkan rekeningtabungan, opsi kartu kredit, atau produk investasi, memastikanbahwa pilihan mereka tidak hanya berdasarkan informasi tetapijuga dioptimalkan untuk tujuan keuangan mereka.
Menariknya, penelitian ini juga menemukan hasil yang kurangintuitif: literasi keuangan digital memiliki hubungan positif yang signifikan dengan impulsivitas. Dengan nilai T sebesar 4,146 dan nilai p di bawah 0,001, data menunjukkan bahwapeningkatan literasi keuangan digital mungkin secara tidaklangsung mendorong perilaku impulsif dalam konteks tertentu. Hasil ini berbeda dari penelitian sebelumnya, termasuk studioleh Mukti (2024), Mette et al. (2019), dan Kumar et al. (2023), yang umumnya menemukan bahwa DFL mengurangi perilakukeuangan impulsif. Penjelasan yang masuk akal untukperbedaan ini terletak pada kemudahan akses dan kenyamananyang diberikan oleh alat digital. Meskipun alat inimemberdayakan pengguna dengan informasi penting, alat inijuga memfasilitasi perilaku seperti pembelian yang tidakdirencanakan, pinjaman instan, dan investasi spekulatif. Kepercayaan diri yang sering menyertai DFL yang tinggi dapatmembuat individu meremehkan risiko, sehingga mendorongtindakan impulsif dengan asumsi bahwa mereka dapat denganmudah mengatasi konsekuensi negatifnya.
Sifat ganda dari literasi keuangan digital ini menyoroti perlunyaintervensi yang ditargetkan. Kampanye kesadaran perilaku harusfokus pada mendidik individu tentang risiko impulsivitas, bahkan untuk mereka yang memiliki kompetensi digital yang kuat. Dengan mempromosikan disiplin keuangan di sampingliterasi digital, pembuat kebijakan dan pendidik dapat membantuindividu memanfaatkan manfaat alat digital tanpa jatuh ke dalamkecenderungan impulsif.
Penelitian ini juga mengeksplorasi efek mediasi DFL, impulsivitas, dan pengambilan keputusan terhadap kesejahteraanfinansial. Meskipun impulsivitas tidak berfungsi sebagaimediator yang signifikan dalam hubungan ini, DFL dan pengambilan keputusan muncul sebagai jalur penting yang menghubungkan literasi keuangan dengan kesejahteraan. Analisis menunjukkan bahwa ketika impulsivitas dikeluarkandari model, efek mediasi DFL dan pengambilan keputusanmenjadi lebih kuat, dengan nilai T sebesar 4,635 dan nilai p di bawah 0,001. Temuan ini menegaskan pentingnya pengambilankeputusan yang rasional dan kompetensi digital dalam mencapaikeamanan finansial dan mengurangi stres.
Kegagalan impulsivitas untuk bertindak sebagai mediator yang signifikan adalah hasil yang menarik. Data menunjukkan bahwaimpulsivitas lebih berfungsi sebagai variabel independen yang memengaruhi perilaku keuangan tertentu daripadamenjembatani hubungan antara literasi keuangan digital dan pengambilan keputusan. Hal ini memperkuat perlunyamenangani perilaku impulsif sebagai masalah mandiri dalamprogram pendidikan keuangan. Dengan demikian, individu dapatlebih siap untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuandan analisis daripada dorongan emosional atau reaktif.
Implikasi praktis dari temuan ini sangat luas. Bagi pembuatkebijakan, penelitian ini menekankan perlunyamengintegrasikan literasi keuangan digital ke dalam strategi pendidikan keuangan nasional. Dengan fokus pada pembekalanindividu dengan keterampilan untuk menjelajahi platform digital, pembuat kebijakan dapat memberdayakan mereka untukterlibat secara efektif dengan produk dan layanan keuangan. Generasi muda, yang merupakan pengguna utama alat keuangandigital, harus menjadi fokus utama dari inisiatif ini. Program literasi keuangan yang menargetkan kaum muda dapatmempersiapkan mereka untuk menghadapi kompleksitaslingkungan keuangan digital, sehingga mendorong ketahananfinansial jangka panjang.
Lembaga pendidikan juga memainkan peran penting dalammenangani tantangan dan peluang yang diidentifikasi dalampenelitian ini. Kurikulum harus mencakup modul tentangpengambilan keputusan keuangan dan keuangan perilaku, memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk pengelolaan keuangan yang efektif. Upayapendidikan ini harus melampaui keterampilan kognitif untukmenangani aspek perilaku, seperti mengelola impulsivitas dan memupuk disiplin keuangan.
Bagi individu, temuan ini menekankan nilai meningkatkanliterasi keuangan digital sebagai bagian dari pendidikankeuangan secara keseluruhan. Dengan kompetensi digital yang lebih kuat, individu dapat membuat keputusan yang lebih tepat, menghindari kesalahan umum, dan mencapai kesejahteraanfinansial yang lebih besar. Namun, sama pentingnya bagiindividu untuk menyadari potensi risiko yang terkait denganperilaku keuangan impulsif. Dengan menjaga keseimbanganantara kepercayaan diri pada alat digital dan pengambilankeputusan yang hati-hati, mereka dapat memaksimalkan manfaatliterasi keuangan mereka sekaligus meminimalkan risiko.
Penelitian ini memberikan bukti yang berharga tentang kekuatantransformatif literasi keuangan dan kompetensi digital dalammeningkatkan kesejahteraan finansial. Pembuat kebijakan, pendidik, dan individu harus bekerja sama untuk memastikanbahwa literasi keuangan dapat diakses oleh semua lapisanmasyarakat, khususnya generasi muda yang menjadi penggunautama teknologi keuangan digital.
(prmtillahi/Bernas)