Peran Persepsi Risiko dan Manfaat dalam Keputusan Investasi Menggunakan Aplikasi Robo-Advisor
Oleh : Verni Juita
BeritaNasional.ID — Dalam beberapa tahun terakhir, dunia investasi telah mengalami perubahan yang signifikan dengan hadirnya teknologi finansial (fintech) yang menyediakan berbagai layanan keuangan berbasis teknologi, salah satunya dalam bidang investasi dengan penggunaan robo-advisor. Robo-advisor merupakan platform investasi otomatis yang menggunakan algoritma untuk memberikan rekomendasi investasi kepada penggunanya. Dalam era digital ini, robo-advisor menjadi solusi yang menarik bagi banyak investor, terutama yang mencari alternatif dengan biaya rendah dan efisiensi tinggi dibandingkan penasihat keuangan tradisional. Namun, ada dua faktor penting yang memengaruhi potensi minat investor untuk menggunakan aplikasi robo-advisor, yaitu persepsi risiko dan persepsi manfaat.
Persepsi Manfaat: Kenyamanan, Aksesibilitas, dan Efisiensi
Salah satu faktor utama yang mendorong minat investor untuk menggunakan robo-advisor adalah manfaat yang dirasakan dari teknologi ini. Pengguna dapat menikmati kemudahan mengakses layanan keuangan yang tersedia 24/7 tanpa harus bertemu secara langsung dengan penasihat keuangan. Platform robo-advisor memberikan kemudahan dalam mengelola portofolio investasi hanya melalui beberapa klik di smartphone atau komputer, sehingga memberikan fleksibilitas waktu bagi investor yang sibuk atau yang ingin menghemat waktu. Selain itu, robo-advisor menawarkan efisiensi dalam hal pengelolaan portofolio. Dengan menggunakan algoritma canggih, platform ini secara otomatis menyesuaikan alokasi aset berdasarkan preferensi risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investor. Ini memungkinkan investor mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan profil keuangan mereka tanpa perlu memiliki pengetahuan mendalam tentang investasi. Dengan demikian, robo-advisor menjadi solusi yang ideal bagi investor pemula atau mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk secara aktif mengelola investasi.
Keuntungan lainnya yang didapat dari penggunaan robo-advisor adalah biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan penasihat keuangan tradisional. Penasihat keuangan biasanya mengenakan biaya yang cukup tinggi untuk jasanya, dan sering kali ada persyaratan minimum investasi yang membuat layanan tersebut tidak terjangkau bagi investor kecil atau pemula. Sebaliknya, robo-advisor menawarkan struktur biaya yang lebih kompetitif dan tidak memiliki persyaratan minimum investasi, sehingga membuka peluang investasi bagi lebih banyak orang. Hal ini sangat relevan bagi generasi muda, seperti milenial dan Gen Z, yang mulai mendominasi pasar investasi. Kelompok usia ini biasanya lebih terbuka terhadap teknologi dan cenderung lebih tertarik untuk mencoba layanan berbasis digital, termasuk robo-advisor. Dengan biaya yang lebih rendah, mereka dapat memulai perjalanan investasi mereka lebih awal dan mendapatkan akses ke portofolio yang lebih beragam.
Personalization: Investasi yang Disesuaikan dengan Kebutuhan Individu
Keunggulan lain dari robo-advisor adalah kemampuannya untuk menyediakan layanan yang dipersonalisasi. Meskipun platform ini sepenuhnya otomatis, algoritma di balik robo-advisor dapat menyesuaikan strategi investasi berdasarkan preferensi risiko dan tujuan keuangan individu. Ini berarti bahwa setiap investor dapat menerima rekomendasi yang sesuai dengan profil risiko mereka, apakah mereka seorang investor konservatif atau yang berani mengambil risiko lebih besar. Platform robo-advisor juga terus memantau kinerja portofolio dan secara otomatis melakukan penyesuaian jika diperlukan, seperti rebalancing aset. Ini memberikan nilai tambah bagi investor yang ingin menjaga portofolio mereka tetap optimal tanpa harus terus-menerus memantau pergerakan pasar.
Persepsi Risiko: Kepercayaan pada Teknologi, Keamanan Data dan Algoritma
Meskipun manfaat robo-advisor cukup signifikan, persepsi risiko tetap menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi robo-advisor adalah masalah kepercayaan. Banyak investor merasa ragu untuk sepenuhnya mempercayakan keputusan keuangan mereka kepada sistem otomatis yang didasarkan pada algoritma. Ada kekhawatiran bahwa sistem ini mungkin tidak dapat memahami dinamika pasar yang kompleks atau nuansa pribadi yang biasanya diperhitungkan oleh penasihat manusia.
Ketidakpastian tentang bagaimana algoritma berfungsi dan apakah mereka dapat diandalkan dalam jangka panjang menimbulkan rasa cemas bagi sebagian investor, terutama mereka yang terbiasa dengan interaksi langsung dengan penasihat keuangan. Ini dapat menjadi hambatan besar bagi adopsi robo-advisor, terutama di kalangan investor yang lebih tua atau mereka yang memiliki preferensi untuk pendekatan yang lebih tradisional.
Risiko lain yang sering kali menjadi perhatian investor adalah keamanan data dan privasi. Dalam era digital, ancaman terhadap keamanan siber semakin meningkat, dan platform robo-advisor bukanlah pengecualian. Dengan meningkatnya jumlah serangan siber terhadap lembaga keuangan, investor mungkin merasa khawatir tentang keamanan informasi keuangan pribadi mereka ketika menggunakan platform digital. Potensi terjadinya pelanggaran data atau peretasan dapat membuat investor enggan untuk mencoba layanan ini. Hal ini terutama berlaku bagi investor yang sangat peduli dengan privasi dan keamanan data mereka. Oleh karena itu, platform robo-advisor harus berupaya keras untuk membangun kepercayaan dengan menunjukkan langkah-langkah keamanan yang kuat dan transparansi dalam hal perlindungan data.
Selain masalah kepercayaan terhadap teknologi dan keamanan data, kekhawatiran lain yang sering muncul adalah kurangnya sentuhan pribadi dalam layanan robo-advisor. Banyak investor merasa lebih nyaman ketika mereka dapat berdiskusi langsung dengan seorang profesional yang memahami kebutuhan keuangan mereka secara menyeluruh. Robo-advisor, meskipun sangat efisien, tidak dapat memberikan nasihat emosional atau memahami situasi unik yang mungkin dihadapi oleh investor.
Hal ini menjadi perhatian bagi investor yang menghargai hubungan personal dengan penasihat keuangan mereka, terutama ketika membuat keputusan keuangan yang kompleks. Bagi mereka, kurangnya interaksi manusia dapat mengurangi rasa percaya diri dalam mengambil keputusan investasi jangka panjang melalui platform otomatis.
Mengatasi Persepsi Risiko dan Memaksimalkan Potensi
Untuk menarik lebih banyak investor, perusahaan fintech yang menyediakan robo-advisor harus dapat menyeimbangkan antara memperkuat persepsi manfaat dan mengurangi persepsi risiko. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan meningkatkan transparansi terkait cara kerja algoritma dan memberikan edukasi kepada calon pengguna tentang keandalan sistem yang digunakan. Selain itu, perusahaan juga perlu menekankan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data pengguna dan memastikan bahwa informasi pribadi mereka tetap aman.
Dengan menjawab kekhawatiran ini, robo-advisor dapat memperluas jangkauannya ke segmen investor yang lebih luas, tidak hanya dari generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi, tetapi juga dari kelompok yang lebih konservatif. Sebagai kesimpulan, masa depan robo-advisor sangat bergantung pada bagaimana platform ini dapat mengatasi keseimbangan antara persepsi risiko dan manfaat, serta membangun kepercayaan yang kokoh dengan investor dalam era digital ini.
(prmtillahi/Bernas)