Respons Kemanusiaan, Muhammad Syamsir Bantu Lansia Sakit Stroke di Pujodadi

BeritaNasional.ID, Pringsewu Lampung – Wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat rentan ditunjukkan oleh Penjabat (Pj) Kepala Pekon Pujodadi, Kecamatan Padasuka, Muhammad Syamsir, yang menyerahkan langsung bantuan uang tunai kepada Sukesih, seorang warga lanjut usia (lansia) yang berdomisili di RW 07 RT 02. Penyerahan bantuan tersebut berlangsung pada Selasa (17/6/2025) dan turut didampingi oleh Kepala Dusun 07, Warsoyo.
Pj Kepala Pekon Muhammad Syamsir mengungkapkan bahwa bantuan ini diberikan atas dasar kemanusiaan dan tanggung jawab moral selaku pemangku amanah pemerintahan pekon. Sukesih diketahui merupakan seorang janda lanjut usia yang telah lama menderita penyakit stroke, sehingga membutuhkan perhatian serta dukungan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah desa.
“Hari ini kami menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp900.000 kepada Ibu Sukesih. Harapannya, dana ini dapat sedikit meringankan beban beliau serta bermanfaat untuk keperluan sehari-hari,” ujar Syamsir dalam keterangannya kepada awak media.
Ia menegaskan bahwa jabatan kepala pekon bukan sekadar kedudukan administratif, melainkan sebuah amanah yang menuntut kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat. Menurutnya, kehadiran negara di tengah rakyat dapat tercermin melalui tindakan-tindakan konkret seperti ini, terutama dalam merespons kebutuhan kelompok rentan.
“Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Prinsip itu yang kami jadikan pedoman dalam menjalankan tugas,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Syamsir menjelaskan bahwa bantuan tersebut bersumber dari anggaran Dana Desa Tahun 2025, khususnya dari alokasi pos 3% untuk operasional kepala pekon. Pos anggaran ini memang diperuntukkan untuk membiayai berbagai kegiatan yang bersifat mendesak, termasuk upaya penanggulangan kerawanan sosial.
“Di dalam struktur penggunaan Dana Desa, terdapat pos operasional sebesar tiga persen untuk kepala pekon. Salah satu bentuk implementasinya adalah seperti saat ini, yakni membantu warga yang mengalami kondisi sosial kritis atau darurat,” pungkas Syamsir.
Langkah ini mendapat apresiasi dari warga setempat yang menilai bahwa kehadiran pemerintah pekon dirasakan secara nyata. Warga berharap agar program-program sosial yang menyasar kelompok rentan terus diperluas dan dilakukan secara berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang humanis dan berbasis pada asas keadilan sosial, pemerintah pekon diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam menumbuhkan semangat solidaritas di tingkat akar rumput. Kasus seperti yang dialami oleh Sukesih menjadi pengingat bahwa perhatian terhadap lansia dan kelompok marginal bukan hanya kewajiban, tetapi juga cermin nilai kemanusiaan dalam tata kelola pemerintahan desa. ( Davit )