Daerah
Sebanyak 7 Siswa SD Di Kadungora Garut Tertabrak Angkutan Pedesaan, 2 Diantaranya Meninggal Dunia
Garut, Beritanasional. ID – Telah terjadi adanya sebuah kecelakaan maut yang tepatnya di depan SDN I Mandalasari Jalan Raya Rancasalak arah ke Cijapati, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa – Barat. Selasa (23/8) Sedangkan dari kecalakaan teesebut, dua siswa SDN I Mandalasari meninggal dunia akibat tertabrak angkutan perdesaan jurusan Kadungora-Rancasalak.
Tidak hanya itu, angkutan pedesaan bernopol Z 1969 DM tersebut juga menabrak sejumlah siswa lain dan seorang pedagang keliling yang berada di depan sekolah. Total ada 7 siswa dan 1 pedagang yang menjadi korban dalam insiden kecelakaan ini.
Kepala Polsek Kadungora Kompol Krisna Irawan mengatakan kecelakaan itu terjadi sekira pukul 09.45 WIB, saat jam istirahat sekolah. Dia menerangkan kecelakaan terjadi karena laju angkot yang dikemudikan Jajang Nurdin tersebut oleng ke kiri, ke arah sekumpulan anak sekolah yang sedang jajan di pinggir jalan pada jam istirahat.
“Terjadi kecelakaan dengan TKP Jalan Raya Rancasalak, Kampung Pesantren Hilir, Desa Mandalasari. Satu meninggal dunia di tempat, satu meninggal di rumah sakit,” ujar Kompol Krisna Irawan.
Dia melanjutkan, 5 anak sekolah dan seorang pedagang yang selamat mengalami luka ringan dan luka berat. Para siswa yang menjadi korban merupakan siswa kelas 3 dan 4 di sekolah tersebut.
“Para korban luka berat dirujuk ke RSUD dr Slamet Garut, sementara korban luka ringan mendapat perawatan di Klinik Nurhayati Kadungora,” terangnya.
Sopir angkutan pedesaan saat diamankan aparat kepolisian. Kepada petugas, sopir yang berdomisili di Kampung Cikaso RT 01 RW 16, Desa Rancasalak, ini mengaku kecelakaan itu terjadi karena dia mengantuk.
“Dengan adanya kejadian ini sudah ditangani Satlantas Polres Garut,” Kata Kompol Krisna Irawan.
Kemudian selang beberapa jam ada sebuah video amatir pasca kecelakaan pun beredar luas melalui aplikasi perpesanan instan WhatsApp. Video tersebut menggambarkan situasi dramatis, yakni saat sejumlah siswa yang menjadi korban tergeletak di pinggir jalan.
Sejumlah warga mencoba mengevakuasi para korban dengan menggendong mereka. Salah satu siswa yang digendong tampak tak sadarkan diri dengan pakaian seragam yang telah berlumuran darah. ( Diky). 
Tidak hanya itu, angkutan pedesaan bernopol Z 1969 DM tersebut juga menabrak sejumlah siswa lain dan seorang pedagang keliling yang berada di depan sekolah. Total ada 7 siswa dan 1 pedagang yang menjadi korban dalam insiden kecelakaan ini.
Kepala Polsek Kadungora Kompol Krisna Irawan mengatakan kecelakaan itu terjadi sekira pukul 09.45 WIB, saat jam istirahat sekolah. Dia menerangkan kecelakaan terjadi karena laju angkot yang dikemudikan Jajang Nurdin tersebut oleng ke kiri, ke arah sekumpulan anak sekolah yang sedang jajan di pinggir jalan pada jam istirahat.
“Terjadi kecelakaan dengan TKP Jalan Raya Rancasalak, Kampung Pesantren Hilir, Desa Mandalasari. Satu meninggal dunia di tempat, satu meninggal di rumah sakit,” ujar Kompol Krisna Irawan.
Dia melanjutkan, 5 anak sekolah dan seorang pedagang yang selamat mengalami luka ringan dan luka berat. Para siswa yang menjadi korban merupakan siswa kelas 3 dan 4 di sekolah tersebut.
“Para korban luka berat dirujuk ke RSUD dr Slamet Garut, sementara korban luka ringan mendapat perawatan di Klinik Nurhayati Kadungora,” terangnya.
Sopir angkutan pedesaan saat diamankan aparat kepolisian. Kepada petugas, sopir yang berdomisili di Kampung Cikaso RT 01 RW 16, Desa Rancasalak, ini mengaku kecelakaan itu terjadi karena dia mengantuk.
“Dengan adanya kejadian ini sudah ditangani Satlantas Polres Garut,” Kata Kompol Krisna Irawan.
Kemudian selang beberapa jam ada sebuah video amatir pasca kecelakaan pun beredar luas melalui aplikasi perpesanan instan WhatsApp. Video tersebut menggambarkan situasi dramatis, yakni saat sejumlah siswa yang menjadi korban tergeletak di pinggir jalan.
Sejumlah warga mencoba mengevakuasi para korban dengan menggendong mereka. Salah satu siswa yang digendong tampak tak sadarkan diri dengan pakaian seragam yang telah berlumuran darah. ( Diky).
