BeritaNasional.ID-Kefamenanu,- Ditengah situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi, Seorang pria asal desa Lapeom, Kabupaten TTU ini tetap semangat bekerja. Saat ditemui di rumahnya yang beralamat di Desa Lapeom Kecamatan Insana Barat, ia mengisahkan bahwa ia mulai bekerja sebagai pengrajin alat-alat makan dari tempurung kelapa dan bambu, sejak tahun 2018, saat dirinya pulang dari perantauan.
“Saya sudah menggeluti dunia ini selama 3 tahun. Setelah pulang dari perantauan, saya mulai mencoba mengerjakan beberapa peralatan makan dan minum dari tempurung kelapa dan bambu, seperti yang saya amati di sana” Ungkapnya.
Awalnya dikatakan Beni, ia hanya berniat mencoba dengan alat seadanya di saat senggang. Namun ia berpikir bahwa, ia harus mulai menekuni pekerjaan ini dengan sungguh.
“Mulanya saya hanya memiliki peralatan yaitu pisau dan parang untuk memisahkan daging kelapa dari tempurungnya, setelah saya bekerja dan melihat hasilnya, saya mulai berpikir membuat yang lebih bagus lagi untuk dijual”, tutur Beni.
Ia mengaku bahwa, setelah beberapa perabotan makan diselesaikannya dengan sempurna, saat itu juga ada para tetangga dan kenalan yang berminat sehingga mulai membeli eceran dengan harga yang sangat terjangkau.
Kerajinan yang dihasilkannya berupa cangkir, teko, asbak rokok, sendok, garpu, cincin, tempat sop, dan tempat kapur sirih.
“Para pelanggan yang memesan hasil kerajinan saya ini, bukan cuma dari kota Kefamenanu saja, tetapi ada beberapa dari wilayah Atambua dan Kupang,”jelasnya.
Ia mengaku menggunakan bahan baku alami karena, mudah didapat. Bahkan seringkali terbuang begitu saja, padahal bahan tersebut bisa diubah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Dan sehari saya bisa menghasilkan 3 sampai 4 set cangkir dan teko.
Dirinya berharap jika dari Dinas Perindustrian dan Koperasi (Perindakop) setempat, atau dari Lembaga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lainnya, memberikan kesempatan untuk mengembangkan usaha saya ini, karena saya sangat membutuhkan beberapa mesin untuk membantu kelancaran pekerjaan. (NL）
