Situbondo

Upaya Peningkatan Populasi “Dimas” Indukan Banteng Jawa Tiba di Taman Nasional Baluran

BeritaNasional.id , SITUBONDO JATIM – Menuju puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) dan dalam rangka memeriahkan Hari Satwa Sedunia (World Animal Day) pada tanggal 4 Oktober 2023, Balai Taman Nasional Baluran melakukan upaya penambahan indukan Banteng Jantan untuk Suaka Satwa Banteng (SSB) Taman Nasional Baluran dari Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen. Selasa (10/10/2023)

Suaka Satwa Banteng (SSB) Taman Nasional Baluran sendiri merupakan salah satu bentuk upaya pengembangbiakan semi alami yang diharapkan dapat membantu upaya peningkatan populasi dan mutu keanekaragaman genetic Banteng di Indonesia.

“Malam ini Balai TN Baluran Situbondo kedatangan Indukan Banteng Jawa (Bos Javanicus) dengan nama ” Dimas” dari lembaga konservasi TSI II Prigen untuk dijadikan pejantan unggul bagi 4 ekor banteng betina di SSB TN Baluran, hal ini salah satu upaya menghasilkan keturunan atau bibit unggul dan tangguh dengan morfologi dan genetik yang unggul, ” Papar Kepala TN Baluran Dr Johan Setiawan. S.Hut.,M.Sc.

Banteng jawa
Banteng Jantan bernama “Dimas’ merupakan keturunan dari indukan betina bernama “Dini” dan indukan jantan bernama “Matos” dan terlahir di TSI II Prigen pada tanggal 22 Agustus 2017.

“Program yang dilakukan di SSB TN Baluran menjadi salah satu contoh upaya konservasi exitu link to insitu di Jawa Timur sekaligus merupakan bagian dari bentuk kerja sama KLHK dengan Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI),” jelas Dr Johan Setiawan.

Berkat program tersebut, maka melalui surat direktur konservasi keanekaragaman hayati spesies dan venetik (KKHSG) kepada direktrur Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Pasuruan tertanggal 26 September 2023 perihal perolehan pejantan indukan banteng, dilaksanakan dengan memilih pejantan indukan yang layak.

“Pejantan banteng bernama “Dimas” telah diperiksa tim medis dari TSI II Prigen dengan metode yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Alhamdulillah dari hasil serangkaian uji tersebut, Dimas dinyatakan sehat dan sangat layak untuk dijadikan indukan bagi pengembangbiakan banteng di SSB TN Baluran,” tuturnya.

Sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 106/2018, dan termasuk “endangered” secara IUCN Redlist, upaya peningkatan populasi banteng Jawa harus menjadi perhatian penting sebagaimana Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE No. 180/IV-KKH/2015 bahwa banteng termasuk salah satu dari 25 jenis satwa prioritas yang perlu ditingkatkan populasinya.

“Harapan bersama bahwa Banteng bernama “Dimas” akan tumbuh berkembang dengan baik di kandang SSB TN Baluran, sehingga mampu memberikan keturunan banteng Jawa yang siap dilepasliarkan kembali di habitat alami TN Baluran,” imbuh Dr Johan Setiawan.

Johan Setiawan menbahkan Berdasarkan data dan penelitian yang dilakukan petugas TN Baluran dan pihak lainnya, untuk populasi banteng yang ada di TN Baluran pada tahun 1955 tersapat 150 – 200 ekor Banteng, dan pada tahun 2023 saat ini terdapat 211 ekor.

“Dari data itu artinya satwa Banteng di TN Baluran masih baik – baik saja, Kita mendatang indukan Banteng sebagai upaya untuk mempertahankan Gen alami dan memperkaya populasi di Taman Nasional Baluran Situbondo. Malam ini agar Banteng “Dimas” tidak stres, maka rencananya indukan banteng jantan ini besok pagi akan diturun dari mobil dan akan dikandangkan, ” tukasnya.

“Berdasrkan penelitian yang dilakukan petugas TN Baluran dan pihak lainnya, untuk populasi banteng yang ada di Taman Nasional Baluran saat ini, sebanyak 211 ekor. “Kita mendatang Banteng Dimas sebagai upaya untuk memperkaya populasi banteng di Taman Nasional Baluran Situbondo,” jelas Dr Johan Setiawan.  

Plt Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Drh Indra Exploitasia menyampaikan bahwa penambahan 1 ekor banteng jantan dari TSI II Prigen ke Suaka Satwa Banteng (SSB) TN Baluran sebagai implementasi program ex-situ linked to in-situ dan bagian dari Global Species Management Plan (GSMP).

“Langkah ini diharapkan sudah benar-benar melalui proses pemilihan indukan yang unggul, sehat dan secara genetik bagus, sehingga harapannya dapat dilakukan perencanaan program pengembangbiakan semi alami di SSB TN Baluran dengan baik. Dalam konteks GSMP, tidak hanya satwanya saja yang ditransfer, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangbiakan banteng untuk peningkatan kapasitas petugas TN Baluran dan Lembaga konservasi seperti TSI II Prigen,” ucap Indra. 

Indra pun berharap, hal itu menjadi awal untuk pengembangan jejaring antara pengelola SSB dan Lembaga konservasi serta mitra seperti Copenhagen Zoo dan juga perguruan tinggi.

“Mari kita bekerja bersama-sama untuk memberikan kontribusi terbaik bagi konservasi Banteng di Indonesia sebagai implementasi dari Instruksi Presiden No 1 tahun 2023 tentang pelestarian keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan,” tandas Indra.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button