HeadlineJawa TimurNasionalRagamSitubondo

Klinik UMKM 116″, Inovasi Kecamatan Situbondo Kota Dorong UMKM Lokal Naik Kelas dan Go Digital

BeritaNasional.id, SITUBONDO – Pemerintah Kecamatan Situbondo Kota meluncurkan sebuah program inovatif bertajuk Klinik UMKM 116 (1 ASN Membina 1 UMKM Selama 6 Bulan) untuk mendongkrak daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di era digital.
Peluncuran program tersebut digelar secara meriah di Pendopo Kecamatan Situbondo Kota, dengan dihadiri langsung oleh Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio). Kamis (2/10/202).

Turut hadir pula dalam peluncuran ini jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kadis Koperasi Edi Wiyono, Camat Situbondo Kota Jupri Setyo Utomo, S.STP, Forkopimca, ASN dan Non-ASN Kecamatan, para lurah, kepala desa, pelaku UMKM binaan, serta wartawan dari berbagai media.

Program Klinik UMKM 116 didesain dengan pendekatan yang unik: satu ASN ditugaskan untuk membina satu pelaku UMKM selama enam bulan penuh. Camat Situbondo Kota, Jupri Setyo Utomo, menjelaskan bahwa model ini bertujuan menghadirkan pendampingan yang lebih personal dan tepat sasaran.

“UMKM itu tulang punggung ekonomi rakyat, tapi masih banyak masalah di lapangan: mulai dari legalitas, pencatatan keuangan, hingga pemasaran digital,” ujar Camat Jupri dalam sambutannya.

Dengan total 34 UMKM dari sektor kuliner dan kerajinan sebagai peserta tahap awal, para ASN pembina telah mulai melakukan pendampingan awal, menganalisis permasalahan, hingga menyusun rencana kerja bersama pelaku usaha.

-Program ini menargetkan hasil konkret:
– 100 persen UMKM peserta memiliki legalitas usaha (seperti NIB),
– Peningkatan omzet minimal 20 persen dalam 6 bulan,
– Setiap UMKM mampu mencatat keuangan secara sederhana dan terstruktur.

Tak hanya melibatkan ASN, Camat Jupri menyatakan bahwa ke depan program ini akan diperluas untuk melibatkan Non-ASN, kepala desa, dan perangkat desa di seluruh wilayah Kecamatan Situbondo Kota.

Dalam kesempatan yang sama, Camat Jupri juga melaporkan progres transformasi digital yang tengah dijalankan di wilayahnya. Pemerintah kecamatan, bersama seluruh kelurahan dan desa, saat ini tengah membangun website desa dan aplikasi berbasis Android dengan fitur-fitur seperti:
– Pelayanan administrasi digital untuk masyarakat,
– Marketplace produk UMKM desa,
Pasar desa digital, serta
– Fitur keamanan lingkungan berbasis Kentongan Digital.

Aplikasi “Kentongan Digital” ini rencananya akan diresmikan langsung oleh Bupati Mas Rio pada minggu ketiga Oktober, setelah pelatihan penggunaan diselesaikan oleh masyarakat dan perangkat desa.

Dalam pidatonya, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo yang akrab disapa Mas Rio menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif Klinik UMKM 116. Ia menegaskan bahwa UMKM tidak hanya terbatas pada pedagang kuliner atau kaki lima, tetapi mencakup sektor pertanian, perikanan, pariwisata, hingga industri kreatif.

Mas Rio mengajak seluruh masyarakat dan ASN untuk bangga dan konsisten menggunakan produk lokal, dari batik, makanan, hingga kerajinan tangan.

“UMKM tidak akan naik kelas kalau kita sendiri enggan menggunakan produk mereka. Mulai hari Kamis, saya akan buat edaran: semua ASN wajib pakai batik ciprat atau batik maronggih karya lokal Situbondo,” tegasnya disambut tepuk tangan peserta.

Mas Rio juga menyebut bahwa batik ciprat buatan penyandang disabilitas di Arjasa kini mulai dikenal luas. Bahkan, sebuah bank besar di Jakarta dikabarkan akan memesan produk tersebut dalam jumlah besar setelah viral di media sosial.

Lebih lanjut, Mas Rio mengungkapkan rencananya untuk mengembangkan industri sepatu lokal. Ia menyatakan siap mendatangkan rekannya pemilik pabrik sepatu dari luar kota untuk melatih warga Situbondo.

“Kalau tidak ada tempat, silakan latihan di jalan depan rumah saya, masih lebar. Kalau sudah bisa bikin, penjualannya saya yang tanggung,” kata Mas Rio penuh semangat.

Mas Rio juga menekankan pentingnya aspek administratif dalam pengembangan UMKM. Ia menyoroti bahwa pelaku usaha harus memenuhi berbagai syarat legal, seperti memiliki NIB, NPWP, hingga terdaftar dalam e-katalog LKPP, agar dapat menjadi mitra pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa.

“Dana APBD jangan sampai berputar ke luar kota. Belanja pemerintah harus kembali ke rakyat melalui produk-produk UMKM lokal,” ujarnya.

Sebagai bentuk nyata dari semangat promosi UMKM lokal, setelah acara selesai, seluruh pegawai Kecamatan Situbondo Kota turun ke pinggir jalan raya depan pendopo. Mereka membagikan produk-produk UMKM kepada pengendara yang melintas dan masyarakat sekitar. Aksi ini disambut antusias warga yang mengapresiasi keterlibatan langsung pemerintah dalam mendukung produk lokal.

Acara ditutup secara simbolis dengan penyusunan Puzzle bertuliskan “KLINIK UMKM 116” oleh para pelaku UMKM, dan potongan terakhir disematkan langsung oleh Bupati Mas Rio—simbol harapan bahwa setiap bagian dari masyarakat dan pemerintah punya peran dalam menyusun masa depan UMKM Situbondo.

Klinik UMKM 116 menjadi contoh konkret bagaimana kebijakan daerah yang inovatif, kolaboratif, dan berbasis pemberdayaan bisa menjadi solusi jangka panjang dalam membangkitkan perekonomian lokal.

Dengan semangat gotong royong, kebanggaan terhadap karya lokal, serta keterlibatan nyata dari para ASN, program ini diharapkan bisa menjadi model yang direplikasi di kecamatan lain di Situbondo, bahkan di seluruh Indonesia.

“Kami tidak hanya ingin UMKM bertahan, tapi juga tumbuh dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkas Camat Jupri.

 

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button