DaerahJawa TimurPendidikanRagamSitubondo

Bakesbangpol dan PWI Situbondo Gelar Sosialisasi Tangkal Ajaran Radikalisme

SITUBONDO JAWA TIMUR – BeritaNasional.id – Untuk mengantisipasi terjadinya ajaran paham radikalisme, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Situbondo, bekerjasama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Situbondo, menggelar sosialisasi menangkal ajaran radikalisme, Rabu (20/7/2022).

Sosialisasi Menangkal Bahaya Radikalisme, yang berlangsung di Aula Barokah Park, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo ini, diikuti oleh kaum milinial, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tamu undangan lainnya.

Keterangan yang disampaikan Ketua PWI Situbondo, Edy Supriyono mengatakan, suatu kehormatan PWI Situbondo dilibatkan sebagai nara sumber dalam Sosialisasi Menangkal Bahaya Radikalisme ini. “Sebagai Ketua PWI, saya merasa terhormat mendapat kesempatan menjadi nara sumber dalam sosialisasi menangkal bahaya radikalisme melalui sosial media,” ujarnya.

Lebih lanjut, Edy Supriyono mengatakan, ajaran atau tindakan radikalisme harus diantisipasi sejak dini, karena menyangkut eksistensi sebuah negara yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, ajaran radikalisme merupakan salah satu benih lahirnya terorisme. “Apabila benih-benih radikalisme ini berkembang, maka akan menjadi pintu gerbang aksi-aksi terorisme di masa yang akan datang,” jelasnya.

Tak hanya itu yang disampaikan Edy Supriyono, namun dia menjelaskan bahwa, beberapa sumber data menerangkan jika kaum remaja sangat rentan sekali mengikuti ajaran radikalisme dengan makin masifnya penggunaan media sosial. Dengan demikian, keterlibatan PWI untuk ambil bagian menyosialisasikan bahaya radikalisme sangat tepat.

“Masyarakat banyak yang masih belum memahami media massa. Padahal, media massa itu punya fungsi edukasi dan punya peran komprehensif terutama salah satunya menangkal bahaya radikalisme. Ini yang kami berikan pemahaman,” pungkas Edy Supriyono.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol, Sopan Efendi mengaku, sosialisasi menangkal radikalisme dengan menguatkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara kepada generasi penurus bangsa, sangat penting dilakukan, ditengah derasnya arus informasi melalui sosial media.

“Hadirnya pengguna medsos yang tak beraturan bisa mempermudah ajaran radikalisme. Sebab, via medsos mereka para pelaku terorisme bisa menyusupi generasi muda penerus bangsa dengan ajaran terorisme. Apalagi dengan perubahan UU Sisdiknas pada awal 2022, dan penghapusan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dalam kurikulum pembelajaran,” ujar Kepala Bakesbangpol, Sopan Efendi.

Lebih-lebih, sambung Sopan Efendi, saat ini sosial media dijadikan maha guru oleh kaum milenial. Oleh karena itu, sosialisasi bahaya radikal harus dilakukan secara masif dan komprehensif, guna mencegah atau menangkal ajaran radikalisme dan menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia.

“Demgan menggandeng PWI Situbondo, kita akan terus melakukan sosialisasi untuk mencegah dini, antisipasi dini ajaran paham radikal. PWI juga memahami bagaimana media sosial harus disaring melalui berita edukasi yang benar dan tidak memberikan pengaruh buruk bagi pembacanya,” kata Sopan Efendi.

Selain itu, imbuh Sopan Efendi, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sudah menyampaikan, bahwa pelajaran PMP sudah kembali masuk dalam kurikulum pelajaran mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi sesuai dengan PP Nomor 4/2022.

“Bakesbangpol juga andil dalam mengawasi sekolah yang menerapkan pembelajaran PMP. Kami juga ikut sosialisasi PMP yang harus menjadi menu wajib di sekolah,” pungkas Sopan Efendi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button