DaerahJawa TimurRagamSitubondo

Bayi Penderita Meningokel di Situbondo Butuh Bantuan Dermawan

SITUBONDO JAWA TIMUR, BeritaNasional.id – Muhammad Nufail Ihsantaki (8 bulan) penderita Meningokel yang tinggal bersama kedua orang tuanya Suryanto (30) dan Siti Nurkhalisa (25) di Dusun Tanjung Sari, Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, membutuhkan uluran tangan para dermawan, Senin (23/1/2023).

Bayi yang lahir tanpa tempurung kepala tersebut juga mengeluarkan cairan, sehingga kepalanya terus membesar. Anak keduanya dari pasutri Suryanto dan Siti Nurkhalisa lahir melalui persalinan normal pada tanggal 30 Mei 2022 di bidan desa setempat. Namun, Nufail lahir dalam kondisi punya kelainan, yakni ada cairan di bagian kepala, berdasarkan diagnosa dokter Nufail menderita penyakit Meningokel.

“Nufail sudah dua kali menjalani operasi di RS dr Syaiful Anwar Malang. Saat ini, tubuh Nufail dipasang selang, mulai dari kepala hingga ke saluran pembuangan. Nufail sudah menjalani operasi excisi dan operasi tanam selang,” ujar Siti Nurkhalisa.

Seiring bertambahnya waktu, sambung Siti Nurkhalisa, benjolan di kepala bayinya tersebut semakin membesar. “Benjolan kepala bayi saya semakin besar, kemudian saya bawa ke RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo. Namun, petugas medis RSUD Situbondo menyarankan agar Nufail di bawa ke RS dr Syaiful Anwar Malang,” kisahnya.

Lebih lanjut, Siti Nurkhalisa mengatakan, Nufail mempunyai kelainan sejak dalam kandungan. Namun dirinya baru mengetahui ketika usia kandungan sudah sembilan bulan. “Kata dokter apabila berat badannya Nufail mencapai 8 kilogram, maka bisa satu kali lagi operasi. Tapi, saat ini, Nufail berat badan hanya 2,9 kilogram. Namun, sulit untuk berat badannya nambah. Padahal, Nufail sudah saya kasih susu dan makanan MP ASI,”jelasnya.

Siti Nurkhalisa menegaskan bahwa, bayinya juga mengalami gizi buruk, sehingga kesulitan untuk menaikkan berat badannya. Penglihatan Nufail juga tidak berfungsi. Bila dikasih benda didepannya tidak merespon dan perkembangannya sangat lambat.

Tak hanya itu saja yang disampaikan Siti Nurkhalisa, namun dia juga mengungkapkan bahwa suaminya hanya bekerja sebagai pelayan toko seragam sekolah di Kota Situbondo, dengan upah hanya sekitar Rp40 ribu setiap hari. “Biaya yang digunakan untuk hidupnya selama di RS Syaiful Anwar Malang pas-pasan,” jelasnya.

Setelah Nufail menjalani operasi di RS Malang, kata Siti Nurkhalisa, dirinya pulang ke Situbondo naik bus umum dan banyak orang yang merokok. “Saya berharap ada dermawan yang mau membantu biaya pengobatan Nufail. Karena, biaya yang dibutuhkan selama menjalani perawatan cukup besar,” harapnya.

Siti Nurkhalisa menerangkan, sebagian biaya perawatan anak ke duanya ditanggung BPJS, namun biaya hidup selama menjalani perawatan di rumah sakit sangat lumayan besar. “Mengingat saya dan suami dari keluarga yang kurang mampu, maka kami sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan dalam menjalani pengobatan anaknya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Situbondo, Sandy Hendrayono, melalui Kabid Kesmas Mardiyah mengatakan bahwa, pihaknya sudah menugaskan bidan desa setempat untuk memantau kondisi Nufail.

“Kita terus pantau berat badannya dan pertumbuhannya. Bayi Nufail juga sudah mendatangi ke Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Dinas Kesehatan Situbondo. Ini saya mau kroscek ke RPG, sudah diberikan apa saja Bayi Nufail tersebut,” keta Mardiyah.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button