NasionalRagamSumateraSUMUT

BBKSDA Sumut Lepas Liarkan “Bestie” Harimau Sumatera di Hutan TNGL

BeritaNasional.ID, Medan – Balai Besar KSDA Sumatera Utara, melepas liarkan “Bestie” Harimau Sumatera Betina, dengan Berat Badan 80 Kg, di Keudah-Zona Inti Taman Nasional Gunung Leuser, Jumat (25/11/2002).

Pelepas liaran ini sempat tertunda karena kendala cuaca yang tidak mendukung pada Kamis, 24 November 2022, namun akhirnya “Bestie” Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berhasil dilepas liarkan oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara, di Keudah-Zona Inti Taman Nasional Gunung Leuser.

Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Rudianto Saragih Napitu, S.Si., M.Si, dalam siaran tertulis yang diterima beritanaional.id, Jumat (25/11/2002) menyatakan, pelepas liaran ini menggunakan helikopter dengan metode longline dari Bandara Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.

Pelepasliaran Harimau Sumatera ini berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di Zona inti Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Lokasi ini cocok untuk lepas liar mengingat lokasi ini merupakan habitat Harimau Sumatera, sebutnya.

Menurutnya lagi, dahulunya  “Bestie”  berasal dari Taman Nasional Gunung Leuser, yang masuk perangkap kandang jebak di Sei Sirah, Desa Halaban, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, pada Rabu 31 Agustus 2022 yang lalu..

Kemudian dilakukan observasi di Lembaga Konservasi Medan Zoo, dengan maksud untuk memudahkan proses pemeriksaan kesehatan satwa sebelum dilepasliarkan kembali.
Hasil pengecekan kesehatan Harimau Sumatera “Bestie” waktu itu memilki berat badan 65 Kg.

Setelah pengecekan kesehatan di Lembaga Konservasi Medan Zoo, kemudian dilakukan proses persiapan pelepasliaran dari Sanctuary Harimau Sumatera di Barumun, Kabupaten Padang Lawas Utara pada Kamis,15 September 2022.

Setelah 3 bulan dirawat di Sanctuary Harimau Sumatera Barumun “Bestie” siap dilepasliarkan. Hasil pemeriksaan terakhir berat badan “Bestie” seberat 80 Kg.
Luka pada ekor hewan sudah sembuh dan secara keseluruhan kondisi dalam keadaan sehat dan layak/siap untuk dilepasliarkan. Bestie diangkut dari Barumun-Sumatera Utara ke Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.

Selama dalam perjalanan darat “Bestie” selalu dimonitor oleh Tim Balai Besar KSDA Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kepala Bidang Konservasi Wilayah III Padangsidimpuan, Gunawan Alza. S. Hut, dan Tim Medis oleh drh. Anhar Lubis.

Sebelumnya, pada Sabtu, tanggal 20 November 2022, “Bestie” tiba Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, dan saat itu ditempatkan di halaman kantor SPTN Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser.

Selama dilokasi tersebut, “Bestie” diamati, dicek kesehatannya dan dirawat secara itensif. Pada Jumat nya, tanggal 25 November 2022 proses lepasliar “Bestie” dimulai. Harimau “Bestie” diangkut dari SPTN Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser menuju Bandara Blangkejeren.
Selanjutnya Harimau Sumatera “Bestie” diangkut menggunakan helikopter ke lokasi lepas liar.

Pelepasliaran ini merupakan kolaborasi berbagai pihak, diantaranya, Direktorat KKH Ditjen KSDAE, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Balai Besar TN Gunung Leuser, Balai KSDA Aceh, Bupati Gayo Lues, Kapolres Gayo Lues, Dandim Gayo Lues, Bandara Blangkejeren,Yayasan Parsamuhuan Bodhicitta Mandala Medan.

Selanjutjya PT. Agincourt Resources, Forum Konservasi Leuser (FKL), Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program, Leuser Partnership Program, OIC, serta media Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) termasuk satwa liar dilindungi sesuai Peraturan Permerintah No.7 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.

Sedangkan menurut pihak IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), hewan ini termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (Critically endangered). Populasinya diperkirakan ± 500 – 600 ekor yang tersebar di hutan-hutan Pulau Sumatera (Population Viable Assesment, 2016).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button