DaerahNasionalSumateraSUMUT

BBKSDA Sumut: Masyarakat Langkat Diminta Tidak Menangkap Satwa yang Dilindungi

BeritaNasional.ID, Langkat – ini ada beberapa jenis/spesies hewan satwa yang dilindungi, dan hewan itu masih ada di Wilayah Kabupaten Langkat, Sumut. Hewan (binatang) itu tidak boleh ditangkap atau diburu, apalagi dibunuh, dan diperdagangkan.

Haldemikian dikatakan Herbert Aritonang, selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah ll Stabat, Langkat-Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, kepada beritanasional.id, Senin (15/3/2021), dikantornya, di Stabat.

Dikatakannya, hewan yang dilindungi itu yang masih ada di Langkat seperti, Harimau Sumatra, Lutung Kelabu, Bangau Kepala Botak atau Bangau Tong-tong, Burung Raja Udang, Elang, Buaya, Ketam Kelapa (bukan ketam bakau).

Selanjutnya Bangau Putih, Bangau Kuntul, burung Ibis, Bangau Bluek/Bluwok, Penyu Hijau, Labi-labi Besar, Penyu Belimbing, ikan Lumba-lumba, Kucing Bakau, Tung-tung, Belangkas, Binturong, Tering Giling. Bangau Pecuk Ular dan lainnya.

Bagi warga yang ada memilihara, membunuh dan menangkap, dan memperdagangkan satwa dilindungi, akan diancam pidana sesuai UU RI No.5 Tahun 1990, Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bagi warga yang kedapatan bisa diancam hukuman penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), sebut Herbert Aritonang.

Dikatakan Herbert mencontohkan, beberapa jenis satwa dilindungi yang kerap dijumpai masyarakat pesisir, di Kawasan Hutan SM Karang Gading dan Langkat Timur Laut, seperti Lutung Kelabu, Burung Tong-tong, Elang, Bangau, Burung Raja Udang, Kucing Bakau, Belangkas, Tung-tung dan lainnya. “Beberapa jenis hewan itu masih ada diseputaran Hutan dekat Desa Tapak Kuda dan desa lainnya.

Untuk binatang buas (satwa dilindungi) seperti Harimau Sumatra, dan juga Orangutan, dan hewan dilindungi lainnya, itu masih ada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Langkat. “Beberapa jenis/spesies hewan ini populasinya sudah berkurang atau langka, dan hewan itu kini masuk satwa dilindungi, sebut Herbert Aritonang. (Reza)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button