Bupati Minta BPOM Permudah Akses Komunikasi Dengan Warga Bondowoso
Pantau Keamanan Pangan BPOM Bentuk 60 Kader Di Bondowoso

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jember membentuk kader di Bondowoso sebagai bagian dari program pemberdayaan dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang keamanan obat, makanan dan kosmetik.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bondowoso, KH. Abd. Hamid Wahed, M.Ag meminta agar mempermudah akses komunikasi antara warga Bondowoso dengan BPOM. Mengingat tidak ada petugas BPOM yang menetap di Bondowoso.
“Saya sebagai Bupati berkewajiban melindungi warga kami dari obat, makanan, dan kosmetik yang tidak aman. Oleh karena itu, saya minta kepada BPOM mempemudah akses komunikasi dengan warga kami. Agar jika menemukan obat, makanan dan kosmetik yang tidak aman bisa langsung melakukan komunikasi dan konsultasi,” jelasnya.
Pemkab Bondowoso, lanjutnya, well come atas rencana BPOM membentuk kader di Bondowoso. Bahkan seandainya berkenan, Pemkab akan menyiapkan lahan untuk Kantor BPOM, mengingat Kantor di Jember masih berstatus sewa.
Menanggapi usulan Bupati agar Kantor BPOM ditempatkan di Bondowoso, Ketua BPOM Jember, Benny Hendrawan Prabowo, S.Farm, Apt, mengatakan, usulan tersebut akan disampaikan pada pimpinannya di Pusat.
“Komunkasi BPOM Jember dengan Pemkab Bondowoso, nanti kami akan membuat system elektronik, tahap percobaan, yang ditempatkan di beberapa tempat. Untuk memudahkan warga Bondowoso melakukan komunikasi dengan BPOM Jember,” jelasnya.
Modelnya, kata Benny, seperti mesin ATM, ada monitor, yang bisa langsung berkomunikasi dengan petugas BPOM. Semacam video call, tapi disesuaikan dengan keperluan masyarakat. Program ini masih dalam tahap perencanaan dan trial.
Semoga rencana ini berhasil, karena Bondowoso merupakan yang pertama akan menggunakan system elektronik ini. Salah satu alasan pengkaderan ini ditempatkan di Bondowoso, karena Bupati sangat terbuka.
Pemkab Bondowoso sangat mendukung pengawasan yang dilakukan BPOM terhadap keamanan obat, makanan dan kosmetik. Kader BPOM yang akan mengawasi ada di Desa, Sekolah, dan Pasar. Masing-masing beranggotakan 20-30 orang, sehingga jumlahnya minimal 60 kader. (Syamsul Arifin Bernas)