CitizenDaerahHukum & KriminalSosialSulawesiWisata

CPP Bantah Tudingan Menjual Hasil Limbah Pematangan Lahan Pembangunan Kantor di Desa Langkomu

BERITANASIONAL.ID, BUTON TENGAH – CV. Cahaya Putra Perdana melalui Zalaluddin membantah tuduhan memperjual belikan limbah atau hasil cuttingan pematangan lahan pembagunan kantor OPD Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berlokasi di desa Langkomu Kecamatan Mawasangka Tengah (Masteng).

Hal itu menyusul adanya rumor yang berkembang dimasyarakat terkait adanya aktifitas kendaraan yang selalu memuat material dilokasi pekerjaan untuk dijual kepada warga yang membutuhkan.

“Setahu saya sampai saat ini tidak ada itu yang namanya menjual hasil cuttingan hasil pematangan lahan. Kalaupun ada yang minta tetap kami drop kan asal mengganti biaya operasional kendaraan (katakan ganti harga bensin), begitu,” ucap Jalaluddin saat ditemui dilokasi, Kamis (07/10/2021) sore.

“Tetapi bila ada masyarakat sekitar yang ikut membantu membersihkan lahan untuk mempercepat bobot volume pekerjaan, dipastikan para supir dilokasi akan membantu para warga ini jika membutuhkan material tersebut,” sambungnya.

Ia mengatakan, sejauh ini limbah atau sisa cuttingan batu yang berasal dari lokasi memang sengaja dipindahkan bukan dijual untuk mengejar nilai persentase kegiatan.

“Tapi kalau untuk batukan kita bisa lihat semua ini, saya amankan karena untuk mengejar nilai persentase pekerjaan untuk bobot kegiatan konsultan. Dan material itu semua tertampung di basecamp,” katanya.

Saat ditanya apakah sejauh ini pernah ada masyarakat sekitar coba meminta untuk keperluan pribadi, Jalaluddin mengaku pernah ada.

Namun hal itu diluar dari pengetahuannya. Karena Ia juga hanya mendapatkan laporan dari operator alat berat yang bekerja dilokasi pekerjaan.

“Ada warga yang saya tidak tau identitasnya dari mana pernah meminta batu sampai beberapa puluh retase. Ini saya ketahui operator saya. Persoalan dia jual atau tidak saya juga tidak mengetahuinya, tapi yang jelas ada,” ceritanya.

“Bahkan ada disekitar lokasi pekerjaan yang sedang membangun sempat dibantu sampai 30 ret yang katanya untuk membangun pondasi,” ungkapnya.

Diujung kalimat, Jalaluddin berkata sangat menyayangkan ada oknum yang tidak bertanggungjawab menyebarkan informasi yang tidak bernar.

Padahal menurutnya soal itu (limbah hasil cuttingan) tidak pernah dijual kepada masyarakat.

Tak sampai disitu, Ia bahkan mengatakan kalau sebelumnya ada masyarakat yang mengingkan agar material cutting di salurkan pada masjid di desa Langkomu pun pihaknya tidak pernah merasa keberatan.

“Kalau mau konfirmasi kebenarannya kan bisa langsung temui saya karena saya orang Masteng juga. Tapi anehnya itu tidak dilakukan,” kisahnya.

“Saya sebenarnya senang kalau ada masyarakat sekitar yang mau atau ingin mengambil batu, asal mereka biayai ongkos transpornya saja (bawah sampai kerumah warga), apalagi itu warga sekitar kan,” tambahnya.

“Ketika ada yang dibutuhkan untuk rehab masjid di Langkomu juga kita bantu materialnya. Ada yang meminta tanah bekas galian 20 ret juga tetap kita bantu dan tidak pernah kita minta biaya. Kalaupun dia yang membutuhkan tanah galian tersebut kemudian mengeluarkan biaya, tolong ditanya dia berikan kepada siapa. Selaini itu ada juga tambahan material yg diambil sekitar 22 ret itu juga kita muatkan, dan kami merasa tidak menerima sepeser pun dari itu,” tutupnya (Win)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button