Daerah

Ekspor Perdana Kopi Specialty Argopuro ke Jeddah, UMKM Situbondo Didorong Menembus Pasar Global

BeritaNasional.id, SITUBONDO – Sebanyak 15 ton kopi specialty Argopuro asal Situbondo resmi diekspor ke Jeddah, Arab Saudi, dengan nilai transaksi hampir Rp3 miliar. Pelepasan ekspor ini dilakukan langsung oleh Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM RI, dan menjadi penanda peluncuran Program Holding UMKM Klaster Perkebunan, Senin (06/10).
Dalam sambutannya, Deputi Usaha Menengah Bagus Rachman SE.MEC menyatakan bahwa ekspor ini bukan sekadar simbolis, melainkan bentuk nyata kontribusi UMKM perkebunan dalam memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor global.

“Ekspor kopi Argopuro hari ini membuktikan bahwa UMKM kita mampu bersaing di pasar global. Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dan lebih dari 90% dikelola oleh petani rakyat,” ujarnya.

Kopi Argopuro Walida sendiri berasal dari lereng Gunung Argopuro, ditanam di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Dengan profil rasa yang khas, kopi ini masuk kategori specialty coffee yang bernilai premium dan banyak diminati pasar luar negeri.

Pelepasan ekspor kopi ini sekaligus menjadi bagian dari peluncuran Program Holding UMKM Klaster Perkebunan, sebuah langkah strategis Kementerian UMKM untuk mengintegrasikan usaha mikro, kecil, dan menengah ke dalam rantai pasok global.

Program ini memiliki empat pilar utama:
– Aggregator: Menyatukan pelaku UMKM dalam satu klaster untuk skala ekonomi dan efisiensi.
– Inkubasi: Mendorong usaha mikro dan kecil naik kelas melalui pelatihan dan pendampingan.
– Pemasaran: Memastikan akses pasar domestik dan internasional dengan jaminan kualitas produk.
– Pendanaan: Membuka akses pembiayaan berbasis ekosistem agar UMKM bisa tumbuh berkelanjutan.

Deputi Bagus menegaskan, model ini akan menjadikan usaha menengah sebagai penggerak utama dalam membangun ekosistem usaha yang tangguh dan berdaya saing tinggi.

“Kita ingin UMKM tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan terhubung dalam satu ekosistem yang mendorong produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan,” katanya.

Kelompok masyarakat pengelola kopi, Pokmas Argopuro Walida, disebut telah bermitra dengan 568 petani kopi dan berpotensi mengintegrasikan hingga 1.500 petani di masa mendatang.

Tak hanya berfokus pada aspek bisnis, Pokmas Walida juga menekankan pentingnya pemberdayaan sosial. Sebanyak 30% dari laba usaha dialokasikan untuk sekolah gratis bagi anak-anak petani, dari tingkat dasar hingga menengah.

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, menyambut baik inisiatif ini dan mengajak generasi muda di daerahnya untuk tidak ragu terjun ke sektor perkebunan.

“Kopi Argopuro punya keunggulan rasa karena ditanam di ketinggian 1.800 meter. Saya ingin anak-anak muda memikirkan masa depan mereka sendiri, karena pemerintah hanya memberi alat bantu, bukan menggantikan peran mereka,” ujar Mas Rio.

Data Kementerian UMKM mencatat, ekspor kopi nasional pada tahun 2024 mencapai Rp24,8 triliun, menunjukkan tren yang terus meningkat. Inisiatif seperti Holding UMKM diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia di pasar global sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Kementerian UMKM menargetkan pengembangan 10 sektor prioritas dalam skema klaster, dengan perkebunan sebagai salah satu unggulan karena potensi nilai tambah yang tinggi.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button