Daerah

Garam TTU Naik Kelas, Pemkab Teken MoU dengan PT Garam Indonesia

 

BeritaNasional.ID, KEFAMENANU – Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) kini bersiap menapaki babak baru dalam pengembangan sektor kelautan, khususnya produksi garam rakyat.

Pemerintah Kabupaten TTU resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Garam Indonesia, perusahaan milik negara yang bergerak di bidang produksi dan pengelolaan garam nasional.

Penandatanganan yang berlangsung Selasa, 7 Oktober 2025 itu turut disaksikan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof. Rachmat Pambudy, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, serta Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena.

Kerja sama antara Pemkab TTU dan PT Garam Indonesia menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat untuk memperluas sentra-sentra garam nasional di wilayah timur Indonesia. TTU dipilih karena memiliki lahan potensial, kondisi iklim yang ideal, serta masyarakat pesisir yang berpengalaman dalam produksi garam rakyat.

Dalam MoU tersebut, PT Garam Indonesia akan berperan dalam pengembangan tambak modern, transfer teknologi pengolahan, dan pembinaan terhadap petani garam lokal, sementara Pemkab TTU akan menyiapkan lahan, infrastruktur pendukung, serta dukungan regulasi dan kelembagaan masyarakat pesisir.

Bupati Timor Tengah Utara, Yoseph Falentinus Delasalle Kebo, atau akrab disapa Bupati Falen, menilai penandatanganan MoU tersebut merupakan hasil dari perjuangan panjang pemerintah daerah bersama masyarakat dalam memperjuangkan sektor garam agar mendapat perhatian nasional.

“Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Hari ini kita melihat buah dari upaya panjang yang telah kita lakukan. Garam TTU siap menjadi salah satu penopang utama perekonomian daerah,” ujar Bupati Falen kepada Bernas, usai acara penandatanganan.

Menurut dia, masuknya PT Garam Indonesia menjadi bukti keseriusan pemerintah pusat dalam melihat potensi TTU, sekaligus menjadi angin segar bagi ribuan petani garam lokal.

“Kerja sama ini bukan hanya tentang produksi garam, tetapi juga tentang memastikan masyarakat mendapatkan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan,” tambahnya.

Bupati Falen menjelaskan, garam TTU memiliki kualitas tinggi karena faktor alam yang sangat mendukung — mulai dari intensitas matahari yang stabil, curah hujan rendah, hingga karakteristik tanah yang sesuai untuk tambak garam. Namun selama ini, produksi garam rakyat di TTU masih berskala kecil dan terkendala oleh minimnya infrastruktur, modal usaha, dan akses pasar.

Dengan hadirnya PT Garam Indonesia, diharapkan ada modernisasi sistem produksi, peningkatan kapasitas SDM, dan pembukaan jaringan pasar nasional hingga ekspor.

“Kami ingin agar masyarakat pesisir benar-benar merasakan manfaat dari kerja sama ini. Ada transfer pengetahuan, teknologi, dan keberlanjutan usaha,” tegasnya.

Bupati Falen menegaskan, kolaborasi lintas kementerian dan sektor swasta ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, melainkan juga untuk memperkuat ketahanan garam nasional, yang selama ini masih bergantung pada impor.

“TTU siap menjadi pusat produksi garam baru di NTT. Dengan dukungan lintas sektor, kami yakin potensi ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat dan daerah,” katanya.

Dengan luas wilayah pesisir dan dukungan dari pemerintah pusat, TTU berpeluang besar menjadi salah satu sentra garam unggulan di kawasan Indonesia Timur, bersanding dengan daerah seperti Kupang, Nagekeo, dan Sumba Timur.

“Garam TTU akan menjadi ikon baru kebangkitan ekonomi daerah. Dari pesisir kita bangkit, dari garam kita menguat,” pungkas Bupati Falen.*

Alberto

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button