Kata Siapa Bondowoso Miskin, Pejabatnya Kaya-kaya (Bagian 1)
BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Bondowoso terkenal dengan julukan Kota Pensiun. Sehingga tidak berlebihan jika julukan tersebut disandingkan dengan kemiskinan. Namun ternyata, yang miskin warganya, sedangkan pejabatnya, baik eksekutif maupun legislatif, kaya-kaya.
Kalau tidak percaya lihat penelusuran LSM Forum Peduli Masyarakat (FPM), pimpinan Sumitrohadi, SH di laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu diantaranya kekayaan Nunung Setianingsih yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Tenaga Kerja (Naker).
Menurut Mitro, sapaannya, data tersebut diakses dari Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tertanggal 8 Januari 2023 periode 2022, bidang eksekutif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso.
“Dalam LHKPN tersebut, Nunung, sapaannya, mempunyai tanah dan bangunan di 4 tempat senilai Rp 1,190 M. Masing-masing bernilai Rp 810 juta seluas 590m2/400m2 dan Rp 180 juta, luasnya 604m2/48m2,” jelas Mitro, selasa 6/6/2023.
Kemudian, lanjutnya, Rp 110 juta dengan luas tanah 3580m2 dan Rp 90 juta seluas 210m2/50m2. Sementara nilai tanahnya sebesar Rp 125 juta yang tersebar di empat tempat juga. Masing-masing bernilai Rp 32,5 juta, Rp 35 juta, Rp 27,5 juta, dan Rp 30 juta.
Kekayaan alat transportasi dan mesin milik Nunung, berupa mobil dan motor. Mobil dan motor yang dilaporkan, masing-masing ada 4 jenis. Yaitu Mobil Chevrolet pick up tahun 1988, Mitsubishi Jeep tahun 2011.
“Mobil Toyota Sedan tahun 2011, dan Mobil Honda Sedan tahun 2006. Masing-masing berharga Rp 17,5 juta, Rp 200 juta, Rp 125 juta, dan Rp 100 juta. Total Rp 442,5 juta,” kata aktivis kelahiran Gersik ini.
Sedangkan jenis motornya, kata Mitro, adalah Honda Supra tahun 1988 seharga Rp 7,5 juta, Honda tahubn 2018 nilainya Rp 14 juta, Honda C70 tahun 1976 Rp 7 juta, dan Yamaha Nmax tahun 2020 seharga Rp 25 juta. Jumlah Rp 53,5 juta.
Ditambahkan, harta bergerak lainnya Rp 200 juta, kas dan setara kas Rp 639,7 juta. Jumlah seluruh harta mantan Kabag Organisasi ini, Rp 2,650,7M. Dia tidak mempunyai surat berharga, harta lainnya, dan hutang.
Kalau dicompare dengan gaji dan tunjangan jabatan pejabat eselon 2, maka untuk mendapatkan kekayaan sebesar Rp 2M lebih, membutuhkan waktu 11 bulan. Kalau gaji dan tunjangannya ditabung semua, tidak dibelanjakan sesenpun.
“Kalau gaji dan tunjangan jabatan seseorang Rp 20 juta tiap bulan, maka setahun Rp 240 juta. Jika Rp 240 juta kali 11 tahun, sama dengan Rp 2,6 M,” kata Mitro mengahiri perbincangannnya dengan BeritaNasional.ID