Kontingen NTT Raih Tiga Medali di POMNAS XIX 2025-Jawa Tengah

BeritaNasional.ID, KUPANG – Setelah menuntaskan perjuangan panjang di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX Tahun 2025 di Jawa Tengah, kontingen Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya tiba kembali di Kupang.
Senin 5 Oktober 2025, di Aula Theatre Universitas Nusa Cendana (Undana) rombongan atlet, pelatih, dan official disambut hangat oleh jajaran Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) NTT, pimpinan perguruan tinggi, serta rekan-rekan mahasiswa.
Sorak tepuk tangan mengiringi kedatangan para atlet muda yang berhasil mengharumkan nama daerah dengan torehan tiga medali, terdiri atas satu perak dan dua perunggu.
Meskipun belum mampu menembus posisi teratas secara nasional, hasil ini tetap menjadi capaian yang membanggakan bagi dunia olahraga mahasiswa NTT.
Ketua BAPOMI NTT, Siprianus Suban Garak, menyampaikan apresiasi tinggi atas perjuangan seluruh atlet yang telah berjuang mewakili daerah di kancah nasional.
Menurutnya, raihan tiga medali ini mencerminkan semangat pantang menyerah dan sportivitas tinggi, meskipun sejumlah cabang andalan seperti Kempo — yang biasanya menjadi sumber medali — tidak dipertandingkan pada edisi kali ini.
“Hasil ini menunjukkan kemajuan signifikan dibanding dua tahun lalu. Walau belum maksimal, perjuangan mereka adalah bentuk nyata dari dedikasi dan semangat sportivitas yang patut kita banggakan,” ujar Garak kepada Bernas.
Dari seluruh cabang yang diikuti, Atletik dan Wushu menjadi penyumbang medali bagi kontingen NTT.
* Medali Perak diraih oleh Juwita Siany Koy, mahasiswi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undana, di nomor Lari 800 meter putri.
* Dua Medali Perunggu disumbangkan dari cabang Wushu (Sanda) oleh Matthew Marcel Amabi (kategori 56 kg, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Undana) dan Claudio Fierst Gili Oje (kategori 70 kg, mahasiswa Psikologi FKM Undana).
Garak menilai capaian dua medali perunggu dari cabang Wushu menjadi penanda lahirnya potensi baru di dunia olahraga mahasiswa NTT.
“Wushu baru pertama kali diikuti oleh atlet mahasiswa Undana, tapi langsung memberi hasil yang membanggakan. Ini potensi besar yang akan kita kembangkan selain Kempo dan Atletik,” tegasnya.
Rektor Undana, Prof. Maxs Sanam, yang turut hadir dalam acara penyambutan, memberikan penghargaan tinggi kepada seluruh atlet. Baginya, semangat dan kerja keras yang ditunjukkan para mahasiswa jauh lebih berharga daripada sekadar perolehan medali.
“Kita patut bersyukur, meskipun hasil medali menurun dibanding edisi sebelumnya, anak-anak kita pulang dengan selamat dan tanpa cedera serius. Itu adalah kemenangan tersendiri,” ujarnya.
Prof. Maxs juga mendorong seluruh perguruan tinggi di NTT agar menjadikan hasil ini sebagai bahan evaluasi untuk memperkuat sistem pembinaan atlet.
“Pengalaman di POMNAS ini harus menjadi pelajaran berharga. Kita perlu melakukan pembinaan lebih dini bagi mahasiswa yang berpotensi agar mereka bisa lebih siap menghadapi event nasional berikutnya,” tambahnya.
Rektor Undana menegaskan bahwa Undana siap menjadi motor pembinaan atlet mahasiswa di NTT melalui kerja sama yang lebih erat antara BAPOMI NTT, KONI, dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
Rencana pembinaan jangka panjang juga akan difokuskan pada kesinambungan antara atlet pelajar SMA hingga ke jenjang universitas.
Sementara itu, salah satu atlet bulutangkis, Syafrilla Saira Erdiantoro (Mahasiswa Manajemen FEB Undana), mengungkapkan bahwa perjuangan di POMNAS kali ini bukan tanpa hambatan.
Menurutnya, keterbatasan waktu latihan, fasilitas, dan dukungan anggaran menjadi tantangan besar yang harus mereka hadapi.
“Persiapan kami sangat terbatas, baik dari segi waktu maupun fasilitas. Sementara provinsi lain seperti DKI Jakarta memiliki standar latihan dan dukungan yang jauh lebih baik. Tapi kami tetap berjuang semaksimal mungkin membawa nama NTT,” ungkapnya.
Meski begitu, semangat juang para atlet NTT tetap menjadi inspirasi. Mereka tak hanya membawa pulang medali, tetapi juga pengalaman berharga yang akan menjadi fondasi untuk peningkatan prestasi di masa mendatang.
Tahun ini, kontingen NTT mengirimkan 27 atlet dari delapan cabang olahraga, dengan Undana sebagai penyumbang terbanyak, yaitu 18 atlet. Para atlet berangkat dengan tekad kuat untuk menunjukkan bahwa mahasiswa NTT mampu bersaing di level nasional.
Prof. Maxs menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada seluruh peraih medali, serta semangat kepada mereka yang belum berhasil.
“Kalian telah menjadi duta kebanggaan NTT. Jangan berhenti di sini. Jadikan pengalaman ini sebagai pijakan untuk prestasi yang lebih tinggi. Dunia olahraga membutuhkan ketekunan dan semangat seperti yang kalian tunjukkan,” pesannya.*
Alberto