Korban Pelecehan Oleh Oknum Pengasuh Ponpes di Situbondo Wadul ke DPRD

BeritaNasional.id, SITUBONDO JATIM – Kasus dugaan pencabulan yang melibatkan seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Panji, Situbondo, kian memanas. Setelah melaporkan kasus ini ke Polres Situbondo, keluarga korban kembali melangkah ke DPRD Situbondo, mengadu langsung ke Ketua Komisi IV, M. Faisol, M.Pd.I, pada Selasa (31/12/2024).
Dalam pertemuan yang penuh emosi itu, orang tua korban menyampaikan keluhan dan kekecewaan mereka, bukan hanya terhadap tindakan terlapor, tetapi juga terhadap proses mediasi yang mereka anggap menyakitkan.
Dengan suara bergetar, ibu korban menceritakan pengalaman pahit yang dialami anaknya. Saat mediasi di Kantor PCNU Situbondo, keluarganya justru merasa difitnah.
“Anak saya sudah dilecehkan, tapi saat mediasi malah dituduh berpacaran dengan gurunya. Ini bukan keadilan yang kami harapkan. Sebagai orang tua, hati saya benar-benar hancur,” ungkap ibu korban dengan menahan kesedihan dan emosi
Tidak hanya itu, ayah korban, SF, menambahkan bahwa anaknya juga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan istri terlapor.
“Istri terlapor pernah menempeleng anak saya dan ini saksinya saya bawa ke sini. Bukannya meminta maaf, mereka malah menantang kami untuk melapor, dengan sombong bilang punya saudara seorang pengacara,” ujar SF dengan nada geram.
Menanggapi pengaduan tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Situbondo, M. Faisol, M.Pd.I, berjanji akan segera mengambil langkah konkret.
“Kami mendengar dengan jelas apa yang disampaikan keluarga korban. Kami akan mengundang terlapor, istrinya, dan Ketua PCNU untuk mediasi lebih lanjut diminggi depan. Namun, proses pidana yang sedang berjalan di Polres tetap menjadi prioritas utama untuk mengungkap kebenaran,” tegas Faisol.
Kasus ini telah mengguncang kepercayaan publik terhadap institusi keagamaan. Banyak pihak mendesak agar kebenaran diungkap secara transparan dan keadilan diberikan kepada korban.
Sementara itu, keluarga korban berharap proses hukum tidak terhambat oleh pengaruh atau kekuatan apa pun. “Kami hanya ingin mencari keadilan untuk anak kami,” ujar ibu korban dengan suara bergetar.