HeadlineSulawesi

Korban Pengeroyokan Kades Dahiango Ungkap Kronologi Pemukulan

 

BeritaNasional.ID, BUTON TENGAH- Kasus pengeroyokan terhadap tiga warga Desa Dahiango, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dilakukan oleh Kepala Desa (Kades) dan empat (4) rekannya LP, AN, JN serta L pada Rabu malam 1 Desember 2021, sekitar pukul 20.00 WITA, kini tengah dalam penanganan penyidik Satuan Reskrim Polres Baubau.

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap kelima pelaku telah diambil oleh penyidik. Begitu pula dengan keterangan tiga korban, Iwan, Barnabas dan Kadir Markus serta beberapa saksi lainnya.

Di hadapan polisi, kelima pelaku mengaku motif pengeroyokan dikarenakan balas dendam terhadap korban. Hal itu diutarakan Kasat Reskrim Polres Baubau Iptu Najamuddin dalam pemberitaan sebelumnya.

Akan tetapi pengakuan pelaku dari hasil BAP seperti yang disampaikan ditepis keras oleh korban pelaku pemukulan kades dan rekannya.

Iwan menceritakan, kekerasan yang dilakukan kades dan empat komplotannya disinyalir, karena ketiganya bersaksi pada kasus dugaan pungutan liar (Pungli) sertifikat tanah gratis (PTSL) fiktif tahun 2019 yang dilaporkan SP salah seorang warga Dahiango di Polda Sultra beberapa waktu lalu.

Iwan mengaku, alasan balas dendam seperti yang ada dalam BAP tidak benar. Sebab, kades dan empat (4) pelaku tidak ada masalah.

Kalaupun ada, pria paruh baya itu mengatakan hanya perselisihan biasa. Ia menduga kuat, motif kekerasan LHY dan empat pelaku itu dilandasi “sakit hati”.

Pasalnya saat malam kejadian, Iwan yang tengah duduk santai di halaman rumah kemenakannya didatangi kades yang kemudian menanyai terkait laporan dugaan sertifikat gratis fiktif di Polda.

“Kamu yang laporkan saya di Polda? begitu katanya (kades) saat datangi saya. Setelah tanya saya begitu, kades langsung ludahi mulut saya dan saya langsung berdiri. Begitu berdiri saya langsung di pukul oleh kades disusul dengan temannya,” tutur Iwan pada awak media saat ditemui beberapa waktu lalu.

Menerima pukulan, korban yang terbilang sepuh itu langsung tersungkur di tanah. Kemudian dibangunkan pagi terus dipukul lagi.

Tak sampai disitu saja, kades juga sempat memukuli Iwan dengan sebuah kursi plastik tepat di kepalanya.

“Setelah itu masih berlanjut. katanya saya mau dibawa di Polsek, tapi bukan juga dibawa di Polsek. Saya ditarik dan dipukul terus. Waktu itu katanya ada LD (inisial) datang dan bawa saya ke rumah, tapi saya waktu itu benar-benar sudah tidak sadarkan diri,” katanya.

“Akibat pemukulan itu, saat ini penglihatan saya mulai terganggu dan sering merasakan sakit di bagian bekas pukulan,” tambahnya.

Parahnya lagi masih kata Iwan, para pelaku saat memukulinya diduga kuat dalam keadaan pengaruh miras. Sebab saat kejadian tersebut kelima pelaku membawa botol minuman.

“Sedangkan mereka datang itu, datang dengan bawa botol minuman,” jelas Iwan.

Kejadian pemukulan kades dan empat pelaku sempat saksikan oleh RP (27) dan KS (56). Namun keduanya tak berani untuk melerai dan lebih memilih menghindar.

“Iya saya lihat langsung dan betul LHY yang memukul duluan kemudian dikeroyok sama kawan-kawannya. Yang saya liat LHY meludahi lalu dia tarik dan dia tonjok mukanya. Saya tidak bantu karena saya merasa ketakutan sekali. Saya lihat dia (Iwan) terbanting, saya langsung masuk karena ketakutan,” kata RP yang ditemui di tempat yang sama.

“Tidak lama kemudian, begitu saya keluar lagi, mereka tarik lagi Kadir Markus itu pas kejadian di depan rumah saya,” beber RP.

Begitu juga KS, mengisahkan kalau aksi pemukulan terhadap Iwan oleh kades ikut disaksikan.

“Sudah mereka (lima pelaku) yang memukul pak Iwan. Saya hanya bisa lihat dari rumah karena tidak berani ikut campur,” kata KS (Win).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button