NasionalSumatera

Mahal dan Langkanya Minyak Goreng, Pedagang Gorengan Di Pasar Banyumas Terancam Gulung Tikar

BeritaNasional.ID, PRINGSEWU LAMPUNG – Kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng berdampak terhadap kegiatan ekonomi para pelaku usaha kecil di pasar Banyumas Kabupaten Pringsewu, Minggu (6/2/22).

Minyak kemasan 2kg yang semula Rp.20rbu kini tembus hingga mencapai harga Rp.40rbu.

Kondisi ini membuat pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan menjerit dan terancam gulung tikar.

Murni (35) penjual gorengan di pasar Banyumas mengungkapkan, kendati harga minyak goreng mahal, tidak mengurangi ukuran dari setiap gorengan yang dijualnya.

Dirinya konsisten untuk menjaga pelanggan tidak menaikkan harga atau mengurangi gorengan yang dijualnya.

Murni mengaku dirinya tidak dapat memastikan sampai kapan bertahan dengan kondisi seperti ini.

Jika harga minyak goreng terus naik, maka dapat dipastikan usaha yang dirintisnya sebagai sumber pendapatan keluarganya itu akan gulung tikar.

Tidak hanya mahalnya minyak goreng. Termasuk kelangkaan minyak tersebut Murni mengaku sulit untuk mendapatkannya.

” Harga minyak goreng disini mencapai Rp.37,38,40 paling tinggi, tapi barang kosong. Aku sudah pusing, enggak tahu besok masih bisa dagang atau enggak. selain mahal, dimana-mana sudah enggak ada barang. ini aja cuma dapat 14 bungkus dengan harga Rp.32rb, kalo kemaren Rp.40rb yang merek Bimoli. Besok aku enggak dagang kalo enggak dapat minyak. Hal ini terjadi sejak 3bulan terakhir ini. Minyak curah saja dari hary Rp13rb, meroket sampai tembus 19rb. Kalo minyak kemasan dari harga 12rb sampai 19rb, ada juga yang tembus 20rb perliter, “ungkap Murni.

Murni juga meminta kepada pihak pemerintah untuk menyetabilkan kembali harga minyak goreng dipasaran.

Diakui olehnya, minyak goreng yang mengalami kenaikan drastis menjadi salah satu kendala pada usaha yang dijalankannya karena minyak goreng merupakan bahan utama untuk dirinya untuk dapat terus berjualan.

” Mihon kepada pemerintah untuk kembali menyetabilkan harga. Supaya kami penjual gorengan tidak cemas untuk terus menggeluti usaha jualan gorengan, “tutupnya. (Davit)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button