BeritaNasional.ID,
BANYUWANGI – Tanah jalur rel kereta api dari Benculuk, Kecamatan Srono sampai Desa Sembulung, Kecamatan, Cluring, kini telah berubah menjadi lahan pertanian warga masyarakat. Hal itu dilakukan warga karena sudah berpuluh tahun lahan tersebut mangkrak tidak dimanfaatkan oleh PT KAI.
Kalau dilihat, sepanjang jalur rel kereta api telah tumbuh berbagai tanaman milik warga sekitar rel. Ada yang menanami pisang, padi, jeruk, bahkan buah naga.
Salah seorang warga yang juga memanfaatkan lahan milik PT KAI, Pak Owan membenarkan kalau warga sekitar rel banyak memanfaatkan lahan tersebut untuk bercocok tanam. Kebanyakan mereka menanami tanaman kebun seperti pisang, jeruk dan buah naga. “Tapi ada juga yang tanam padi. Saya sendiri tanam pisang, ” tandasnya.
Namun, tambah Pak Owan, tindakan warga menanami lahan bekas rel kereta api itu sudah mendapatkan ijin resmi dengan sistem sewa. “Kami sudah mendapat ijin dari perhutani Banyuwangi. Itupun ada surat kesepakatan kedua belah pihak. Dan menurut mandor perhutani yang menarik kontribusi dari warga, tanah itu tidak boleh dijual,” katanya.
Besarnya beaya sewa lahan tersebut berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam dan panjang lahan yang dipakai.
“Ada yang Rp 70 ribu per tahun, ada juga yang Rp 300 ribu per tahun. Tergantung dari panjang lahan. Tapi kalau ditanami jeruk atau buah naga, beaya sewanya bisa nencapai Rp 5 juta per tahun. Biasanya penarikan beaya sewa ini dilakukan setiap bulan Juni,” tutur Pak Owan lagi.
Sementara pengurus Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Desa Sembulung, Jumangin membenarkan kalau lahan bekas rel kereta api telah menjadi lahan pertanian. Terbukti banyak tumbuh tanaman di lahan tersebut. “Apakah itu sewa atau tidak, saya tidak tahu. Sebetulnya saya akan mengusulkan jalur kereta api itu dimanfaatkan untuk jalan. Sehingga nantinya akan bermanfaat untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat petani,” tambahnya. (Jaenudin)
Caption : Lahan tanah PT KAI yang disewa dan ditanami pisang oleh warga
