ACEH

Menikmati Es Kelapa Muda di Kota Asal Tari Saman

BeritaNasional.ID-Baru-baru ini cuaca terasa hangat di pusat Kota Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Suhu hangat seperti ini, biasanya banyak warga yang menikmati minuman-minuman dingin, salah satunya es kelapa muda.

Minuman kelapa muda ini cukup disukai Waga di sana, disamping dapat memberi kesegaran juga sering dimanfaatkan sebagai obat bagi anak-anak maupun orang tua.

Banyaknya masyarakat mengkonsumsi minuman ini, tentu akan meningkatkan daya jual dikalangan pedagang.

Hudai, seorang pedagang es kelapa muda yang saat ini berjualan di Samping Bale Musara Blangkejeren mengatakan. Tingginya minat masyarakat mengkonsumsi minuman air kelapa, maupun es kelapa muda, terutama di musim panas atau kemarau mampu meningkatkan penjualan. Kalau di musim hujan dagangan Hudai hanya bisa laku 30 hingga 50 buah kelapa, di musim kemarau dirinya dapat menjual 100 hingga 150 buah per hari, apalagi pada waktu-waktu tertentu.

“Itupun, kita berjualan dari jam 1 hingga menjelang magrib,” kata Hudai, Senin (20/01/2020)

Untuk memperoleh kelapa sendiri, jelas Hudai, dikarenakan penghasil kelapa di Kabupaten Asal Tari Saman ini masih minin. Terpaksa mereka mendatangkan dari daerah Biren dan Kota Cane.

“Saya sekali pesan mencapai 1 mobil L300, isinya sekitar 500 buah kelapa muda,” ucap Hudai.

Dari jumlah 500 buah, dia mengatakan biasanya akan habis 4 sampai 6 hari ke depan.

Sementara, untuk satu buah kelapa mereka menjual 10 ribu rupiah sedangkan dalam satu gelas es kelapa dia jual 5 ribu rupiah.

Hudai yang sudah berjualan sejak 8 tahun yang lalu mengatakan, duka yang mungkin dia hadapi dalam berjulan, paling sering kelapa yang dipesan ada yang busuk, maupun sudah terlalu tua. Namun, hanya sebagian kecil. Selain itu, pembeli akan sangat berkurang pada musim penghujan.

Tingginya minat dan banyaknya manfaat kelapa, dia mengatakan perlunya pengembangan tanaman kelapa di kabupaten Asal Tari Saman yang diperankan kaum pria serta pada Desember 2012 lalu sudah di tetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda.

Pengembangan tanan kelapa ini, ucapnya, minimal dapat memenuhi konsumsi buah kelapa di Kabupaten berjuluk Seribu Bukit tersebut, sehingga tidak perlu didatangkan dari luar daerah.(Abu Bakri)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button