Miskomunikasi, Kakon Way Nipah Bantah Lakukan Penganiayaan Terhadap Pewarta
TANGGAMUS, BeritaNasional.ID – Kepala Pekon (Kakon) Way Nipah Aprial membatah telah melakukan kekerasan terhadap salah satu Pewarta media online di Kabupaten Tanggamus.
Menurut Aprial apa yang terjadi hanyalah miskomunikasi. Menurut Kakon yang juga Ketua DPK Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Pematangsawa itu, menjelaskan bahwa peristiwa yang sebenarnya terjadi bukanlah tindak kekerasan seperti yang dituduhkan.
“Kejadiannya kemarin sore sekira pukul 17.30 Wib, saat itu saya bersama Kakon Teluk Brak sepulang dari rapat di Kantor Kecamatan Pematangsawa bertemu dengan dua orang pria yaitu Sumantri dan Agus Setiawan yang belakangan diketahui sebagai seorang pewarta, Saat itu Sumantri menanyakan mana Kakon Teluk Brak dengan nada tinggi, lalu saya bilang bang jangan ngegas, coba ngobrol dulu sini, tapi Sumantri menolak,”kata Aprial saat konferensi pers di RM Savana.
Dilanjutkan Aprial, dirinya kemudian menanyakan mengenai identitas dari Sumantri, kemudian, Aprial yang pernah diberitakan oleh media Sumantri terkait dugaan penyelewengan dana desa (DD) tahun 2022, bertanya, kepada Sumantri, bahwa apa yang dimuat dalam media online tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan hasil wawancara.
“Aprizal, bertanya bang apa salah saya, sama Abang kok beritanya seperti itu, tidak seperti wawancara. Tapi Sumantri menolak, dengan alasan mau pulang dan tidak ada urusan sama Aprizal.
Lalu saat motornya hendak jalan Aprizal tahan, dengan tujuan ngobrol baik-baik, lalu secara reflek bagian kerahnya Aprizal tarik dan bagian kepala aprizal di dekatkan dengan kepala Sumantri, bukannya dicekik atau dibenturkan kepala. Saat itu Sumantri mundur-mundur dan kakinya masuk ke siring,”ungkap Aprial.
Lanjut Aprial, pasca kejadian tersebut Sumantri bersama satu rekannya, mendatangi Polsek Pematangsawa. Dirinya pun ikut ke Polsek dengan harapan permasalahan selesai,
“Di Polsek kami dimediasi saat itu sudah Klir. Eh kok tahu-tahu saya dilaporkan ke Polres Tanggamus atas dugaan penganiayaan,”terang Aprizal.
Sementara, Nusmanto perwakilan pihak keluarga dari Aprial berharap agar permasalahan antara Kakon Way Nipah dengan Sumantri bisa diselesaikan karena cuma mis komunikasi.
“Kami keluarga berharap tidak perlu di panjang lebarkan, sebab hanya miskomunikasi. Tidak ada niat dari Kakon Way Nipah untuk melakukan kekerasan, apalagi media adalah bagian dari mitra dan keluarga kami. Kalau soal pelaporan ke aparat hukum, itu merupakan hak setiap warga negara,” katanya.
Sementara Sumantri korban dugaan penganiyayaan, menjelaskan bahwa awalnya dirinya memang hendak bertemu dengan Kakon Teluk Brak Suyono untuk konfirmasi. Setelah konfirmasi , saya ngobrol dengan Kakon Aprial di warung yang sudah tutup .
“Setelah ngobrol ia (Kakon,red) menanyakan identitas sebagai pewarta nama saya, dia seperti naik pitam mengajak kami berkelahi dan saya tidak meladeni. Kemudian kami langsung pamit, tapi Kakon Way Nipah mengejar kami hampir sampai di Pekon Guring, lantas kakon menghadang kami di tengah jalan, Agus kawan saya yang bawa motor sampai terjatuh dari motor, dan kembali bangun dan Agus berinisiatif ke kantor Polsek Pematangsawa membawa anggota yang berjaga di pos agar semua masalah diselesaikan dengan baik-baik namun di kantor polisi juga kakon masih ngajak saya berantem tapi tetap tidak kami ladeni,”terang Sumantri. (*)