Nasim Khan Desak KAI Hidupkan Jalur Mati Panarukan –Jember, Usul Ada Gerbong Merokok di KA Jarak Jauh

BeritaNasional.id, SITUBONDO – Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, menyinggung rencana pengaktifan kembali jalur kereta api Panarukan–Jember yang sudah puluhan tahun tidak beroperasi. Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Bobby Rasyidin, di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Menurut Nasim, jalur tersebut sejak lama dimanfaatkan petani dan pedagang di wilayah Situbondo hingga Bondowoso. Ia menilai pengaktifan kembali jalur itu sangat ditunggu oleh masyarakat.
“Relnya masih ada sampai sekarang, meskipun sudah banyak bangunan di sepanjang jalur. Namun, kalau PT KAI benar-benar berniat mengaktifkan kembali, baik masyarakat maupun pemerintah daerah siap mendukung penuh, termasuk jika ada penertiban,” ujar legislator PKB dari Dapil III Jawa Timur (Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi) itu.
Selain itu, Nasim juga mengapresiasi uji coba KAI terkait program pengangkutan hasil pertanian dan perdagangan dengan rute Gubeng–Lamongan. Ia menyebut langkah tersebut sebagai terobosan yang baik untuk membantu petani dan pedagang lokal.
Di sisi lain, Nasim mengusulkan agar PT KAI menyediakan satu gerbong khusus merokok di kereta jarak jauh. Menurutnya, hal itu bisa menjadi solusi bagi penumpang yang melakukan perjalanan panjang.
“Sekarang banyak kereta tidak ada smoking area. Minimal ada satu gerbong khusus, misalnya dijadikan kafe, sambil ngopi, sekaligus smoking area. Saya yakin itu akan bermanfaat dan justru menguntungkan bagi KAI,” ucapnya.
Ia menambahkan, perjalanan kereta api yang bisa memakan waktu hingga delapan jam tidak sebanding dengan pesawat yang hanya satu jam, sementara bus masih menyediakan smoking area bagi penumpangnya.
“Ini aspirasi masyarakat, terutama di Jawa Timur. Jumlah penumpang perokok cukup besar, jadi kalau disediakan satu gerbong khusus, nilainya juga soal kemanusiaan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Nasim juga menyoroti soal keamanan palang pintu perlintasan kereta. Ia meminta agar KAI meningkatkan pengawasan karena meski jumlah korban tidak banyak, nyawa manusia tetap menjadi prioritas.