Daerah

Pemkab Banyuwangi Atensi Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan

BeritaNasional.ID,
BANYUWANGI – Upaya penurunan terhadap angka kematian ibu (AKI) menjadi perhatian serius Pemkab Banyuwangi. Bahkan untuk itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengumpulkan seluruh Kepala Puskesmas dan Koordinator Puskesmas Pembantu (Pustu) se-Banyuwangi, camat, dan sejumlah kepala desa untuk bersama-sama untuk kepentingan dimaksud.

“Kemarin Senin (15/7/19), sudah kita gelar rapat koordinasi kesehatan di Pendopo. Saya ingin semua menaruh perhatian besar terhadap masalah ibu melahirkan yang beresiko tinggi,” jelas Anas di Banyuwangi , Rabu (17/7/19).

Dalam kesempatan itu, Anas mendorong semua stakeholder untuk terlibat dalam menekan angka kematian ibu saat melahirkan.

“Semua stakeholder harus bahu membahu. Menciptakan berbagai inovasi pelayanan kesehatan. Mulai camat, kepala desa harus bersama-sama dengan puskesmas melakukan upaya penurunan ini dengan inovasinya,” pinta Anas.

Inovasi kesehatan yang ditekankan oleh Anas adalah Mal Orang Sehat dan layanan jemput bola di setiap puskesmas. Dengan adanya dua inovasi tersebut, diharapkan adanya upaya preventif dari masyarakat untuk mencegah kematian ibu saat proses melahirkan.

“Semua potensi yang bisa mengakibatkan resiko ketika melahirkan bisa diketahui sejak dini, asal dipantau secara rutin. Jangan bosan turun ke masyarakat untuk menggerakkan program jemput bola. Khususnya secara rutin memantau ibu-ibu hamil (bumil),” paparnya.

Untuk memaksimalkan inovasi tersebut, Anas meminta kepada pihak kecamatan dan desa untuk ikut serta berkontribusi.

“Pak Camat, kalau turun ke masyarakat jangan hanya bersama Forpimka, tapi ajak juga Kepala Puskesmas. Agar mereka juga bisa menyampaikan program-program kesehatan. Begitu juga dengan para kepala desa,” ajak bupati asal Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari ini.

Selain itu, Anas juga mendorong kepada ibu yang hamil untuk konsultasi kesehatan rutin di puskesmas, baik yang beresiko maupun tidak.

“Terkadang, di tengah perjalanan mengandung itu, resiko kehamilan muncul. Jadi puskesmas dan desa harus aktif mengajak warganya memeriksakan rutin. Libatkan juga posyandu,” ujar Anas.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan, peristiwa kematian ibu saat melahirkan banyak disebabkan oleh pendarahan dan preeklampsia. Penyebab terakhir sendiri, merupakan komplikasi pada kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi.

“Dua penyebab ini, sebenarnya bisa ditangani jika diketahui sejak dini,” papar Kadiskes yang akrab dengan sapaan dr. Rio ini.

Data dari Dinas Kesehatan mencatat, tahun 2018 ada 24 kematian ibu hamil, dengan angka kelahiran bayi 23 ribu jiwa. Selama ini, Banyuwangi telah membuat berbagai inovasi kesehatan untuk menekan AKI. Salah satunya adalah Laskar Stop Angka Kematian Ibu dan Anak (SAKINA) yang diinisiasi oleh Puskesmas Sempu sejak 2013.

Program tersebut terbukti berhasil menekan AKI. Pada tahun 2012, Kecamatan Sempu menjadi daerah dengan kasus kematian ibu melahirkan tertinggi di Banyuwangi dengan jumlah kasus mencapai 16 kematian. Berkat SAKINA, sejak tahun 2015 tidak ada lagi kasus kematian ibu di wilayah Kecataman Sempu.

“Kita menyiapkan Laskar SAKINA untuk berkeliling dan mengabarkan kepada kami, jika terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi,” ungkap Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi.

Tak ketinggalan, dr. Rio pun telah meminta seluruh puskesmas untuk menggalakkan kegiatan serupa. “Puskesmas terus kita minta untuk terus melakukan upaya penekanan angka kematian ibu. Mengingat angka kelahiran bayi di Banyuwangi yang juga tinggi, maka potensi itu akan selalu ada, namun terus kita coba tekan,” tandasnya.

Selain itu, juga ada inovasi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Genteng, Banyuwangi. Melalui program Semua Kasus Beresiko Ditangani Sepenuh Jiwa (Sekartaji), bekerjasama dengan sejumlah elemen masyarakat untuk memberikan pelayanan jemput bola terhadap ibu yang hendak melahirkan.

“Program ini untuk mengantisipasi pasien yang bermasalah secara teknis, seperti tidak adanya kendaraan untuk mengevakuasi pasien ke rumah sakit. Nah kami siap menjemput pasien yang beresiko dan darurat. Ambulance RSUD Genteng telah dilengkapi alat komunikasi yang terhubung dengan beberapa elemen masyarakat. Seperti IDI, RAPI, dan lainnya, sehingga kami siap mendatangi pasien,” terang Direktur RSUD Genteng dr. Taufiq Hidayat, ikut menimpali. (Oni)

Caption : Bupati Abdullah Azwar Anas saat memimpin rakor tekan angka kematian ibu melahirkan dengan SKPD terkait di Pendopo Kabupaten Banyuwangi

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button